Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Kamis 16 Oktober 2025: Menguat Tipis
Thursday, October 16, 2025       09:41 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada Kamis (16/10/2025). Penguatan ini seiring pelemahan dolar AS karena tertekan perang dagang AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat tipis sebesar 3 poin (0,02%) ke level Rp 16.573 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat turun 0,34% ke level 98,45.
Sedangkan pada perdagangan Rabu (15/10/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 27 poin di level Rp 16.576.
Dikutip dari Reuters, dolar AS melemah karena ketegangan dagang antara AS dan China kembali menekan sentimen investor. Selain itu, meningkatnya keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga tahun ini juga membebani pergerakan dolar.
Ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kembali mencuat setelah AS menuding kebijakan ekspor logam tanah jarang (rare earth) China sebagai ancaman bagi rantai pasok global. Namun, Kementerian Perdagangan China membalas dengan menyebut kritik AS sebagai bentuk kemunafikan.
Meski situasi memanas, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa Presiden Donald Trump masih berencana bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan bulan ini. Pertemuan tersebut diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka peluang perpanjangan gencatan dagang enam bulan yang selama ini diberlakukan.
Pemangkasan The Fed
Dari sisi kebijakan moneter, pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 48 basis poin hingga akhir tahun. Laporan Beige Book yang dirilis Rabu menunjukkan aktivitas ekonomi AS relatif stabil, meski ada tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja dan penurunan belanja konsumen.
Sementara itu, dari Jepang, ketidakpastian politik masih membayangi pasar setelah parlemen belum menetapkan jadwal pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru. Sanae Takaichi, pemimpin baru Partai Demokrat Liberal, menghadapi tantangan besar setelah partai koalisinya, Komeito, memutuskan keluar dari pemerintahan.
Analis menilai, kondisi politik yang tidak stabil ini dapat menahan penguatan yen, meski arus modal ke aset aman masih terus berlangsung.

Sumber : investor.id