Obligasi Denominasi Renminbi Siap Diluncurkan Kuartal IV-2025
Saturday, October 11, 2025       08:56 WIB

BOGOR,investor.id -Pemerintah akan menerbitkan obligasi dengan denominasi renminbi dengan nama Dim Sum Bond pada kuartal IV-2025. Langkah ini merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi instrumen pembiayaan.
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto belum merinci tanggal pasti penerbitan. Namun dia memastikan bahwa instrumen tersebut akan diluncurkan di pasar modal pada kuartal IV-2025.
"Dim sum bond masih kami pertimbangkan untuk diterbitkan pada kuartal IV. Memang sekarang sudah masuk kuartal IV, tapi saya terikat dengan protokol pasar modal, jadi tidak boleh menyebutkan tanggal pasti penerbitannya, misalnya 20 Oktober. Karena itu, kami sampaikan secara normatif saja, sesuai aturan pasar modal," kata Suminto dalam media gathering di Hotel Novotel,Bogor pada Jumat (10/10/2025).
Lebih lanjut, nilai yang ditawarkan dalam penerbitan akan diselaraskan dengan kebutuhan pembiayaan kas negara. Penerbitan surat utang dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi dan minat pelaku pasar. Dalam hal ini pengadaan pembiayaan utang dilakukan secara pruden, fleksibel, oportunistik, dan terukur, mencakup aspek waktu, nilai , instrumen, maupun mata uang.
"Di pasar global kami tidak boleh mengumumkan secara spesifik, tapi penerbitan ini masih dalam konteks strategi issuance kami di kuartal IV," tutur Suminto.
Berdasarkan data Kemenkeu, nilai utang pemerintah mencapai Rp9.138,05 triliun per Juni 2025. Jika dibandingkan dengan produk domestik bruto(PDB) maka rasio utang mencapai 39,86% dari PDB. Bila dirinci utang Rp9.138,05 triliun terbagi dalam pinjaman sebesar Rp1.158 triliun dan surat berharga negara (SBN) senilai Rp7.980 triliun. Realisasi SBN senilai Rp7.980 triliun terbagi dalam SBN dalam bentuk rupiah sebesar Rp6.484,12 triliun dan SBN valuta asing (valas) senilai Rp1.496,12 triliun. Dia mengatakan SBN valas didominasi dolar Amerika Serikat (AS), Euro, Japanese Yen , dan Australian Dollar.
"Dari sisi currency 71% dari utang dalam bentuk rupiah yaitu sebesar Rp6.554 triliun di dalam rupiah. Sedangkan 29% dalam bentuk valas, dengan kontribusi terbesar dari dolar AS diikuti Euro, Japanese Yen dan mata uang asing lainnya," terang Suminto.
Sebelumnya pemerintah telah menerbitkan surat utang dalam mata uang asing Australian Dollar (AU$) dengan nama Kangaroo Bond pada7 Agustus 2025. Dari transaksi ini tercatat pemerintah mendapatkan pembiayaan hingga A$ 800 juta. Transaksi perdana ini dilakukan melalui program Australian Medium-Term Notes ( AMTN ). Tingginya permintaan tersebut memungkinkan Pemerintah untuk menetapkan tingkat imbal hasil (yield) akhir yang lebih kompetitif dibandingkan level penawaran awal (Initial Price Guidance), dengan penurunan sebesar 25 basis poin (bps) untuk tenor 5 tahun dan 30 basis poin untuk tenor 10 tahun. Final reoffer spread masing-masing ditetapkan pada level SQ ASW +90 bps dan SQ ASW +135 bps. Dengan demikian, yield untuk tenor 5 tahun adalah 4,427%, sementara untuk tenor 10 tahun 5,38%.

Sumber : investor.id