Saham Bank Besar Dihajar Asing Kecuali yang Ini Nih, Target Harga Gurih
Thursday, December 19, 2024       18:03 WIB

JAKARTA, Investor.id- Saham bank besar dihajar investor asing secara bertubi-tubi pada Oktober dan November 2024, kecuali PT Bank Negara Indonesia Tbk () yang punya target harga tinggi. Memasuki Desember 2024, asing masih tak kenal ampun membuang saham bank besar.
Berdasarkan riset CGS International, selama Oktober-November 2024, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (), PT Bank Central Asia Tbk (), dan PT Bank Mandiri Tbk () menjadi saham dengan capital outflow terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) masing-masing Rp 12,9 triliun, Rp 4,3 triliun, dan Rp 3,4 triliun. Ini disebabkan ketidakjelasan kebijakan pemerintahan baru, ketidakpastian global, serta pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ), kepemilikan asing di saham bank besar juga menurun pada periode itu. Porsi asing di saham turun dari 70,6% pada September 2024 menjadi 64,5% pada November, sedangkan bank lain rata-rata turun 1%.
Sementara itu, di tengah kondisi yang menantang, saham masih bisa menarik modal asing (capital inflow) Rp 355 miliar pada Oktober. Selanjutnya, pada November lalu, capital outflow saham hanya Rp 715 miliar, lebih rendah dari , , dan .
Secara fundamental, kinerja bank per Oktober 2024 masih sesuai ekspektasi CGS International dan konensus analis Bloomberg. Rata-rata laba bersih empat bank besar tumbuh 7,7% pada periode itu dan 10,4% jika memasukkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk ().
Tahun 2025, broker ini percaya, pergerakan biaya dana serta NIM akan menjadi faktor kunci pertumbuhan laba bersih. Sementara itu, dari sisi saham, begitu ada kejelasan soal kebijakan pemerintah dan rupiah mulai stabil, capital inflow diprediksi kembali membanjiri BEI, terutama saham bank besar.
Rekomendasi dan Target Harga
Oleh karena itu, CGS International mempertahankan rekomendasi overweight saham bank di BEI. Katalis penguatan saham bank adalah perbaikan NIM dan lompatan pertumbuhan kredit. Adapun risiko penurunan rating (downside risk) adalah tekanan ke NIM dan pertumbuhan kredit di bawah estimasi.
menjadi saham pilihan CGS International di saham sektor bank. Rekomendasi saham ini add dengan target harga Rp 6.500, di atas harga saat berita ini ditulis Rp 4.300-an.
" menunjukkan kemajuan transformasi yang sangat baik di bawah manajemen baru. Ini akan menurunkan biaya kredit, biaya dana, serta menopang profitabilitas dalam beberapa tahun ke depan," tulis CGS International dikutip Kamis (19/12/2024).
Broker ini juga merekomendasikan add saham dan dengan target harga masing-masing Rp 6.000 dan Rp 3.700.

Sumber : investor.id