Merdeka Battery (MBMA) Tambah Sumber Daya Nikel
Monday, July 15, 2024       14:24 WIB

JAKARTA, investor.id- PT Merdeka Battery Materials Tbk () aktif melakukan kegiatan eksplorasi untuk menambah cadangan sumber daya nikel perseroan. Terbaru, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk () ini menggelontorkan US$ 1,2 juta atau setara Rp 19 miliar untuk eksplorasi di tambang nikel Sulawesi Cayaha Mineral (SCM), Konawe, Sulawesi Tenggara, pada kuartal II-2024.
" memiliki program eksplorasi aktif yang berfokus pada deleniasi penambahan sumber daya nikel di tambang SCM. Selama kuartal dua 2024, telah menyelesaikan kegiatan eksplorasi dengan total perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk tambang SCM sebesar Rp 19 miliar," tulis manajemen dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu (14/7/2024).
Manajemen menyebutkan, biaya tersebut dikeluarkan untuk pengeboran penentuan sumber daya umur tambang dan pekerjaan tes terkait. "Semua pekerjaan diselesaikan oleh PT Sulawesi Cahaya Mineral, dengan metode pengujian pengeboran dari permukaan ( diamond drilling ), pemetaan geologi, pengambilan sampek, dan survei geofisika ( ground penetration radar /GPR)," ujar manajemen .
Manajemen mengungkapkan, area area yang dipilih untuk program pengeboran eksplorasi adalah area yang dekat dengan lubang tambang saat ini, dan sesuai dengan rencana penambangan di masa depan. Dari eksplorasi selama kuartal dua 2024 tersebut dihasilkan 353 lubang bor yang telah diselesaikan dengan total kedalaman 8.639 meter.
"Kegiatan lainnya termasuk survei GPR sepanjang 45,3 km di area PB, pemetaan geologi, dan pengambilan sampel seluas 270 ha di BR2&3 Selatan, dan DS Timur," tulis manajemen .
Program pengeboran diamond (DD) akan berlanjut menggunakan 16 rig bor untuk pengeboran sumber daya/ infill dan eksplorasi. Survei GPR dan pemetaan geologi akan berlanjut untuk target pengeboran eksplorasi selanjutnya.
Tambang SCM merupakan operasi tambang berskala global, berkualitas tinggi dan berbiaya rendah yang terletak di kawasan konsesi seluas 21.100 hektare. Sebelumnya, Tambang SCM dimiliki oleh Rio Tinto, mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar Ni 1,22%) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar Co 0,08%) dengan umur tambang selama multi-dekade.
Bijih limonit 77% yang dimiliki Tambang SCM digunakan untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat dikonversi menjadi nikel sulfat untuk produksi bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik (EV). Bijih saprolit yang diproduksi akan dikirim ke Smelter RKEF yang dimiliki oleh di Indonesia Morowali Industrial Park ( IMIP ) untuk diproses lebih lanjut menjadi Nickel Pig Iron (NPI).

Sumber : investor.id