BBRI Optimis Penyaluran Kredit di 2024 Tumbuh Double Digit Meski BI Rate Naik
Thursday, April 25, 2024       11:28 WIB

Ipotnews - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk () optimis dapat mempertahankan likuiditas secara sehat dan pertumbuhan kredit dobel digit pada tahun 2024, meskipun Bank Indonesia telah kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,25% di April 2024.
Direktur Utama , Sunarso menilai kenaikan suku bunga BI tersebut merupakan keputusan logis dan rasional. BRI harus mengikuti kebijakan tersebut dan turut serta dalam menghadapi tantangan inflasi dan mengendalikan fluktuasi nilai tukar rupiah.
"Menurut saya sudah tepat dalam rangka BI mengendalikan nilai tukar manage dan mengendalikan inflasi dalam langkah merespons tantangan itu dengan menaikkan suku bunga," kata dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/4).
Sunarso menegaskan perbankan nasional secara umum harus ikut bersusah payah dalam mempertahankan likuiditas di tengah kenaikan suku bunga. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi , mengingat rasio LDR (loan to deposit ratio) mencapai 83,38% dan kredit tumbuh 10,89%.
"Dengan posisi keuangan tersebut, kami optimistis BRI dapat mempertahankan likuiditas secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit dobel digit," jelas Sunarso.
Dengan LDR 83,38%, Sunarso meyakini memiliki ekses likuiditas untuk menumbuhkan kredit. "Jadi naiknya suku bunga pertama kita respons kebijakan yang logis dan rasional, tantangannya di likuiditas," imbuh Sunarso.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 7,00%.
Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,51% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.
Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.
"Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Rabu kemarin.
(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru
Saturday, May 04, 2024 - 16:34 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RMKO
Saturday, May 04, 2024 - 16:15 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of TAPG
Saturday, May 04, 2024 - 16:11 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RISE
Saturday, May 04, 2024 - 16:08 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of HDIT
Saturday, May 04, 2024 - 16:04 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SCNP
Saturday, May 04, 2024 - 16:00 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SIMP
Saturday, May 04, 2024 - 15:56 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SHIP
Saturday, May 04, 2024 - 15:52 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SAPX
Saturday, May 04, 2024 - 15:48 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RGAS
Saturday, May 04, 2024 - 15:45 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of REAL