Bagaimana Cara Menyusun Rencana Keuangan yang Baik?
Thursday, April 17, 2025       14:55 WIB

Pada artikel sebelumnya yang berjudul ' Kerugian Menghadapi Masa Depan Tanpa Rencana Keuangan ', kita telah belajar bahwa orang yang tidak memiliki Rencana Keuangan ( Financial Plan ) akan rugi karena:  (1) Keputusan Keuangan yang Diambil Sering Bersifat Tiba-Tiba (Impulsive) (2) Meningkatnya Kecenderungan Melakukan Kesalahan Finansial, (3) Sering Kehilangan Kesempatan Berinvestasi, (4) Persiapan Pensiun yang Tidak Memadai, (5). Tidak Adanya Jaminan Asuransi dan Manajemen Resiko. 
Dari pembahasan tersebut, kita mengetahui kerugian-kerugian yang akan kita alami kalau tidak memiliki rencana keuangan. Sekarang, kita sudah menyadari pentingnya memiliki Perencanaan Keuangan ( Financial Planning ) untuk masa depan keuangan yang lebih baik.
Akan tetapi, dari artikel sebelumnya yang berjudul  (1) Keterbatasan Perencanaan Keuangan, dan (2) Alternafif dari Penggunaan Jasa Perencana Keuangan , kita juga tahu bahwa tidak mudah untuk memperoleh jasa Perencana Keuangan ( Financial Planner ) yang berkualitas dan berharga murah (ingatlah bahwa kebanyakan pembaca Ipotnews adalah nasabah atau pemodal kelas pemula yang tidak mempunyai aset yang berjumlah sangat besar).
Jadi, pilihan yang paling masuk akal bagi pemodal pemula seperti para pembaca Ipotnews adalah melakukan perencanaan keuangan secara mandiri ( do-it-yourself ).
Lalu, bagaimana caranya untuk memiliki Rencana Keuangan ( Financial Plan ) yang baik jika kita ingin menyusun rencana keuangan secara mandiri ( do-it-yourself )?
Setiap kali membuat rencana keuangan, kita harus menentukan  (1) Tujuan keuangan yang ingin dicapai, (2) Memahami kondisi keuangan kita saat ini, (3) Menghitung jumlah yang harus disimpan (diinvestasikan) setiap bulan, (4) Membuat anggaran (pendapatan minus pengeluaran) sehingga jumlah yang harus disimpan selalu tercapai, dan (5) Manajemen resiko, supaya semua aset yang telah terkumpul tidak musnah karena hal-hal yang tidak diinginkan. 
(1) Pahami tujuan keuangan yang ingin dicapai
Dalam membuat perencanaan keuangan, yang pertama-tama harus dipahami adalah tujuan keuangan yang ingin dicapai di masa depan. Tujuan keuangan dapat dibagi atas tujuan jangka pendek ( S/T goals ), tujuan jangka menengah ( M/T goals ), dan tujuan jangka panjang ( L/T goals ).
Tujuan jangka pendek ( S/T goals ) misalnya adalah menyimpan Dana Cadangan ( Reserve Fund ) untuk kebutuhan darurat. Tujuan jangka pendek berjangka waktu 1 atau 2 tahun saja. Tujuan jangka menengah ( M/T goals ) misalnya adalah mengumpulkan uang untuk membeli kendaraan atau membiayai kuliah S2. Tujuan jangka menengah berjangka waktu 2 tahun sampai dengan 5 tahun. Tujuan jangka Panjang ( L/T goals ) misalnya adalah melunasi pembelian rumah dalam waktu 20 tahun, atau menyiapkan Dana Pensiun dalam waktu 30 tahun.
Tujuan keuangan, untuk berbagai jangka waktu, pada setiap saat dapat berjalan bersamaan. Jadi, seseorang dapat memiliki tujuan keuangan jangka pendek ( S/T goals ) tetapi ia tetap memiliki tujuan keuangan jangka panjang (L/T goals) yang harus dicapainya (misalnya menabung untuk Dana Pensiun).
(2) Pahami laporan keuangan pribadimu
Setelah memahami tujuan keuangan yang ingin dicapai di masa depan, hal ke dua yang harus dipahami dalam membuat perencanaan keuangan yang baik adalah kondisi keuangan Anda pada saat ini. Dalam hal ini, Anda harus memahami laporan keuangan pribadimu ( personal financial statement ).
Laporan keuangan pribadi ( personal financial statement ) terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Neraca Keuangan Pribadi (P ersonal Balance Sheet )
Neraca keuangan pribadi ( Personal Balance Sheet ) adalah potret kondisi keuanganmu pada tanggal laporan keuangan itu dibuat. Dalam neraca keuangan pribadi, catatlah semua harta ( assets ) dan semua utang ( liabilities = kewajiban ) yang terutang kepada pihak lain, terutama Bank. Anda hanya perlu mencatat aset dan kewajiban yang jumlahnya signifikan saja, karena kita tidak hendak membuat neraca keuangan yang presisi sampai rupiah terkecil.
Anda juga tidak perlu menghitung nilai  akrual  dari aset dan kewajiban yang ada. Jadi neraca kita hanya berdasarkan nilai tunai ( cash basis ) saja. Jika aset lebih besar dari kewajiban, berarti Anda telah memiliki ekuitas yang positif, sesuatu yang baik dan perlu dipertahankan. Tetapi, jika aset lebih kecil dari kewajiban, berarti Anda berada pada posisi keuangan yang berbahaya karena nilai ekuitas Anda negatif.
b. Laporan Pendapatan - Pengeluaran Pribadi ( Personal Income Statement )
Dalam laporan pendapatan- pengeluaran pribadi, Anda mencatat besarnya pendapatan dan pengeluaran pada suatu periode tertentu, umumnya per kwartal atau per tahun. Jika Anda adalah seorang karyawan, laporan keuangan pribadi jauh lebih mudah dibuat karena Anda hanya perlu berkonsentrasi pada sisi pengeluran saja.
Pendapatan seharusnya lebih besar daripada pengeluaran. Jika pada satu periode, pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran, berarti posisi keuangan Anda tidak baik dan Anda harus berhutang untuk menutupi pengeluaran.
c. Laporan Perubahan Arus Kas Pribadi ( Personal Changes of Cash Flow )
Laporan perubahan arus kas digunakan untuk melakukan analisis arus kas ( cash flow analysis ). Analisis arus kas kita perlukan karena dapat terjadi kondisi aset yang besar tetapi kas yang minus. Dalam pengelolaan keuangan pribadi ( personal finance ) yang kurang baik, seseorang mungkin memiliki banyak harta ( assets ) secara total, yang lebih besar dari total kewajiban, tetapi posisi kas (tunai) minus. Padahal kewajiban-kewajibannya harus dibayar tunai.
Sebagai contoh sederhana, seorang karyawan memiliki dua rumah tinggal yang sama-sama belum lunas hutangnya (KPR) di Bank. Pada saat yang sama, karyawan itu juga masih memiliki utang KKB (Kredit Kendaraan Bermotor).
Dari Neraca Keuangan Pribadi (Personal Balance Sheet, jumlah aset lebih besar dari jumlah kewajiban karena uang muka ( down payment ) untuk pembelian rumah dan mobil sebesar 30% telah dibayar lunas. Tetapi besarnya cicilan pembelian rumah dan mobil itu mungkin telah membebani arus kas bulanan, walau pun di atas kertas barangkali tidak terlihat dalam Laporan Pendapatan - Pengeluaran Pribadi (Personal Income Statement), terutama jika laporan itu dibuat untuk periode yang cukup panjang.
Penting untuk diperhatikan di sini, bahwa dalam menyusun Laporan Pendapatan - Pengeluaran Pribadi ( Personal Income Statement ), kita harus menyediakan cukup ruang untuk terjadinya pengeluaran yang sewaktu-waktu dapat melonjak lebih besar dari biasanya. Menutup deficit pendapatan dengan berhutang sangat berbahaya dan sedapat mungkin harus dihindari.
(3) Mulailah menabung dan berinvestasi
Ketahuilah jangka waktu yang tersedia bagimu untuk mencapai tujuan keuangan yang ingin kita capai. Dalam kebanyakan kasus, waktu yang tersedia bagi kita sangat terbatas. Untuk itu, kita harus mulai untuk menabung (dan lebih baik lagi jika kita mulai berinvestasi) sejak kita pertama kali mulai memiliki penghasilan tetap.
Ketahui jumlah yang harus ditabung setiap bulan supaya tujuan keuangan dapat tercapai. Anda sudah mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Anda juga telah mengetahui posisi keuangan Anda saat ini. Tujuan keuangan dikurangi dengan posisi keuangan saat ini adalah jumlah yang harus diperoleh dalam jangka waktu yang tersedia.
Jumlah uang ini lalu dibagi dengan lamanya waktu yang tersedia untuk bekerja, maka kita akan memperoleh jumlah per tahun, dan jumlah per bulan yang harus diperoleh sehingga tujuan keuangan kita akan tercapai.
 Pentingnya mulai menabung sejak muda 
Pada mulanya, ketika belum memiliki apa-apa untuk mencapai tujuan keuangan kita, maka kita harus rajin menabung (menyisihkan kelebihan pendapatan setelah dikurangi dengan pengeluaran). Setelah uang kita cukup banyak, menaruh seluruh uang dalam rekening tabungan di Bank menjadi tidak bijaksana lagi.
Menabung uang di bank diperlukan karena uang Tabungan dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Pada waktu uang kita sudah cukup banyak kita akan melihat bahwa kita tidak membutuhkan seluruh uang ada dalam rekening Tabungan, karena kebutuhan sewaktu-waktu kita tidak sebesar jumlah uang dalam rekening Tabungan.
Sekarang kita perlu berinvestasi. Semua orang wajib mengerti tentang investasi, tidak untuk menjadi ahli investasi, tetapi cukuplah jika kita memiliki pemahaman yang benar tentang resiko dan imbal hasil ( return ) investasi, serta jenis-jenis investasi yang tersedia di pasar.
 Pahami hubungan antara risiko investasi dan imbal hasil iInvestasi 
Ketika Anda hendak berinvestasi, Anda harus memahami bahwa tingkat imbal hasil (return) yang ditawarkan oleh setiap investasi akan terkait (sebanding) dengan tingkat resiko yang dikandung oleh investasi tersebut. Anda tidak dapat mengharapkan suatu investasi akan memberikan imbal hasil yang tinggi ( high return ) tetapi dengan resiko yang kecil ( low risk ).
Kalau ada yang menawarkan kepada Anda suatu investasi dengan imbal hasil ( return ) tinggi tetapi dengan resiko ( risk ) yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa orang itu hendak menipu Anda. Untuk itu, Anda perlu membekali diri Anda dengan dengan pemahaman yang baik tentang hubungan antara imbal hasil ( return ) dan resiko ( risk and return assessment ).
Patokan tingkat resiko investasi di suatu negara (dalam mata uang negara tersebut dan dalam jangka waktu yang ditentukan) adalah suat utang yang diterbitkan oleh pemerintah negara tersebut karena pemerintah adalah satu-satunya pihak yang berhak menerbitkan surat utang dalam mata uang negara tersebut.
Imbal hasil terendah dari investasi tersebut, untuk jangka waktu investasi dimaksud adalah imbal hasil ( return ) dari surat utang tersebut. Di Indonesia, patokan untuk tingkat imbal hasil dan resiko ( risk and return assessment ) tersebut adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia) 1 bulan dan 3 bulan. Untuk setiap investasi yang memiliki tingkat resiko lebih tinggi dari SBI, maka investasi tersebut haruslah menawarkan imbal hasil ( return ) yang lebih tinggi daripada bunga SBI.
 Ketahui jenis-jenis investasi yang tersedia di Pasar Modal 
Setelah mengetahui tentang hubungan antara resiko dan imbal hasil ( return ) dari investasi yang dapat Anda tanggung ( risk appetite ), Anda dapat mulai berbelanja (berinvestasi) dalam berbagai produk investasi yang ada di pasar modal. Tetapi, Anda perlu mengetahui bahwa investasi di sini bukan hanya investasi dalam bentuk surat-surat berharga ( financial assets ). Investasi dapat pula dalam harta tidak bergerak ( tangible assets ).
Investasi dalam bentuk aset keuangan ( intangible assets ) dipilih di sini, karena investasi dalam bentuk aset keuangan ( financial assets ) cocok bagi pemodal ( investor ) awal karena murah (dapat diinvestasikan dalam jumlah terbatas), dan mudah dimengerti bahkan oleh orang awam yang tidak mengerti banyak tentang cara-cara berinvestasi, misalnya investasi tidak langsung melalui Reksadana.
(4) Lakukan penganggaran (budgeting)
Setelah memahami tentang (1) Sasaran Keuangan yang ingin dicapai, (2) Posisi keuangan Anda saat ini, dan (3) Jangka waktu yang tersedia badi Anda untuk mencapai sasaran keuangan tersebut, maka sekarang kita tiba pada penganggaran (budgeting) supaya kita selalu dapat menyisihkan sejumlah uang yang kita perlukan (setiap bulan) sehingga tujuan keuangan kita dapat tercapai.
Menyusun anggaran bagi seorang karyawan tidak terlalu sulit, karena seorang karyawan hanya berfokus pada sisi pengeluaran saja. Anda tadi telah menghitung besarnya total pendapatan minus pengeluaran dalam satu  periode  Laporan Pendapatan - Pengeluaran Pribadi (Personal Income Statement).
Sekarang, Anda akan membuat perhitungan pendapatan minus pengeluaran tersebut per periode penerimaan gaji ( per bulan ). Perhitungan pendapatan minus pengeluaran secara lebih detail ini disebut penganggaran ( budgeting ).
Penganggaran ( budgeting ) dibuat sebagai pedoman tentang banyaknya pengeluaran yang boleh dilakukan setiap bulan supaya target jumlah tabungan (investasi) per bulan dapat tercapai. Kalau Laporan Pendapatan--Pengeluaran Pribadi ( Personal Income Statement ) melaporkan hal yang telah terjadi, maka Penganggaran (budgeting) adalah untuk menghitung apa yang boleh dibelanjakan (belum terjadi).
(5) Perkuat manajemen resikomu
Memperkuat manajemen resiko tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal tidak terduga yang dapat menghambat pencapaian tujuan keuangan yang telah Anda susun sebelumnya. Misalnya, tujuan keuangan Anda adalah memiliki rumah sendiri sebelum Anda pensiun. Katakanlah bahwa dengan bersusah payah Anda telah mencapainya. Tetapi, Anda lalai untuk mengasuransikan rumah Anda terhadap resiko kebakaran yang mungkin terjadi. Kebetulan rumah Anda berada di kawasan padat penduduk yang rawan kebakaran.
Contoh lain, harta bergerak Anda yang cukup bernilai tinggi adalah mobil kesayangan Anda. Resiko dari memiliki mobil ini, di samping resiko kehilangan ( loss)  adalah resiko tabrakan yang membuat nilai mobil itu jatuh. Kalau Anda merasa bahwa resiko dari memiliki mobil ini cukup tinggi, maka Anda harus membeli polis asuransi mobil, baik berupa asuransi  Total Loss Only  (TLO), atau pun asuransi segala resiko ( All Risk ).
Manajemen resiko lain yang sering lalai diperhatikan orang adalah Asuransi Jiwa ( Life Insurance ). Asuransi Jiwa penting karena melindungi jiwa tulang punggung keluarga yang mencari uang untuk pembayaran semua aset milik keluarga sebelum lunas dibeli. Jika tulang punggung keluarga meninggal atau cacat tetap sehingga tidak dapat bekerja lagi, maka polis Asuransi Jiwa atau polis Asuransi Kecelakaan Diri ( Personal Accident ) menjadi sangat bermanfaat.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS