Bursa Eropa Dibuka Memerah, Investor Pantau Data Inflasi dan Krisis Afghanistan
Tuesday, August 17, 2021       14:34 WIB

Ipotnews - Bursa saha Eropa dibuka sedikit lebih rendah, Selasa (17/8), di jalur penurunan lebih lanjut, setelah menghentikan kenaikan beruntun 10 hari di sesi sebelumnya.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 turun 0,4% tak lama setelah bel pembukaan, dengan hampir semua sektor dan bursa saham utama terbenam di zona merah.
Laman CNBC melaporkan, indeks FTSE 100 Inggris turun 0,45% (-32,25 poin) ke posisi 7.121,73. Indeks DAX 30 Jerman melemah 0,35% (-56,33 poin) menjadi 15.869,40. Ondeks CAC 40 Pranscis melorot 0,63% ke level 6.795,38.
Penurunan indeks saham acuan bursa Eropa, terpengaruh oleh pergeraan bursa saham Asia-Pasifik yang melemah, di tengah kejatuhan harga saham internet China di bursa Hongkong. Kekhawatiran terhadap regulasi Beijing muncul kembali.
Saham Tencent, Alibaba dan JD.com semuanya memerah, tak lama setelah regulator pasar China mengeluarkan rancangan aturan yang bertujuan mencegah persaingan tidak sehat di bisnis internet.
Rilis data pekerjaan Inggris menunjukkan jumlah karyawan pada daftar gaji perusahaan Inggris periode Juli naik sebesar 182.000 pada bulan Juli. Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan tingkat pengangguran utama untuk kuartal kedua 4,7%, sedikit lebih rendah dari ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Rilis laju inflasi kawasan euro untuk bulan Juli akan dirilis sekitar pukul 10:00 waktu London.
Pandemi virus korona yang sedang berlangsung dan penyebaran varian delta Covid-19 yang sangat menular telah mengguncang kepercayaan pasar. Investor juga memantau potensi implikasi geopolitik setelah kejatuhan Kabul, ibu kota Afghanistan, ke tangan Taliban.
Di Wall Street, indeks saham berjangka AS terlihat sedikit lebih rendah setelah Dow dan S&P 500 pada hari Senin ditutup pada rekor tertinggi selama perdagangan reguler.
Presiden AS Joe Biden menanggapi rekaman yang meperlihatkan kekacauan dan kepanikan ketika ribuan orang di bandara Kabul berusaha mati-matian untuk melarikan diri, dengan mengatakan, bahwa penderitaan orang-orang yang terperangkap di negara itu sebagai "menyayat hati".
Ia mengakui serangan kilat Taliban terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Komentarnya muncul di tengah meningkatnya kritik terhadap penanganan situasi oleh pemerintahannya. ( CNBC )

Sumber : admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:15 WIB
Indonesia Market Summary (28/03/2024)
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:11 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AKRA, Beli
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TALF
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:26 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of KRYA
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:22 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOMI
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:19 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of SFAN
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:16 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of JAYA