Dua Hal yang Wajib Ditanyakan pada Setiap Penawaran Investasi
Friday, June 10, 2022       18:13 WIB

Setiap orang yang mempunyai kelebihan uang pasti pernah menerima tawaran investasi. Untuk menarik minat orang menanamkan uangnya, pemilik projek investasi ini menawarkan berbagai kelebihan investasi miliknya, seringkali dengan menggunakan tenaga penjual yang cantik dan pintar merayu. Namun dalam beberapa kasus, yang terbukti kemudian hanyalah  scam  atau penipuan, pemilik projek menggunakan iming-iming 'janji sorga'.
Tetapi, terlepas dari iming-iming yang dipergunakan pemilik projek untuk menggaet dana pemodal, sebagai pemilik dana, Anda harus menganalisa kelayakan projek itu dari segi finansial.
Tenaga penjual atau sales tentu akan bercerita banyak tentang manfaat yang akan diterima. Ini tentu baik dan wajib Anda ketahui. Tetapi Anda juga wajib untuk mengetahui hal-hal sebaliknya.
Sayangnya, hal ini jarang sekali ditanyakan orang dalam presentasi penjualan, padahal ini adalah salah satu hal yang wajib Anda ketahui sebelum menanamkan uang Anda, bukan setelah menanamkan uang Anda.
Supaya tidak tertipu penawaran investasi, atau pun salah dalam berinvestasi, maka ada dua hal yang wajib Anda tanyakan pada setiap penawaran investasi yang masuk:
1. Dengan Cara Apa Investasi ini Bisa Gagal?
Ini pertanyaan yang paling sering 'lupa' untuk ditanyakan oleh calon pemodal pada setiap presentasi penjualan. Anda mungkin merasa sungkan, atau 'tidak enak' untuk menanyakan hal ini dalam presentasi terbuka yang dihadiri oleh banyak orang, tetapi hal ini penting untuk diketahui oleh pemilik dana sebelum menanamkan dananya ke dalam suatu projek investasi, bukan setelah menanamkan dananya.
Kalau Anda sungkan menanyakannya dalam presentasi terbuka, Anda harus menanyakannya dalam kesempatan lain. Anda tidak boleh 'lupa' untuk menanyakan hal ini kepada pemilik projek investasi atau tenaga  sales -nya.
Pada dasarnya, pemodal harus terlebih dahulu menanyakan tentang  return of capital  sebelum bertanya tentang  return on capital . Sebelum bertanya tentang tingkat pengembalian modal, terlebih dahulu pastikan bahwa modal itu akan kembali.
Pertanyaan pertama yang harus selalu muncul di benak Anda adalah tentang semua cara bagaimana investasi ini dapat gagal dan Anda kehilangan uang, bukan sebaliknya. Caranya, dengan menganalisa terlebih dahulu bagaimana investasi ini dapat gagal dan Anda kehilangan uang karenanya.
Menganalisa bagaimana investasi ini dapat menghasilkan uang adalah tugas pemilik projek, tugas Anda sebagai pemodal yang akan menanamkan uang di projek itu adalah menganalisa semua resiko  major  yang mungkin terjadi (bagaimana investasi dapat gagal).
Jika menggunakan pasar modal sebagai contoh investasi, resiko-resiko major yang mungkin terjadi dapat dibagi atas beberapa macam, yaitu:
 Resiko khusus terkait perusahaan  (company specific risks)
Resiko khusus perusahaan yang paling sering terjadi adalah  mis-management , walau pun resiko yang lain juga bisa terjadi, misalnya munculnya tuntutan hukum pihak lain ( law suit ). Resiko lainnya yang juga sering terjadi luar negeri, tetapi tidak banyak terjadi di sini, adalah manipulasi akuntansi ( accounting scam ).
 Resiko terkait industri  (industry specific risks)
Resiko terkait industri adalah resiko yang terjadi hanya karena kita berinvestasi khusus dalam industri tersebut. Resiko ini tidak terjadi jika kita berinvestasi pada indutri yang lain. Misalnya, dulu kita pernah mendengar tentang investasi di peternakan burung onta. Banyak pemodal yang tidak memahami industri ini yang mengalami kerugian besar. Atau investasi di kebun kurma, yang terbukti kemudian merupakan penipuan yang dibalut agama.
 Resiko terkait gaya investasi  (investment style risks)
Resiko ini lebih terkait dengan gaya investasi dari seorang Manajer Investasi dalam mengelola dana, misalnya  growth style versus value style , atau  big cap versus small cap style . Ada saatnya dimana gaya investasi  growth  lebih disukai pemodal dibandingkan gaya investasi  value , misalnya.
Demikian pula, ada saat di mana investasi pada saham-saham berkapitalisasi kecil ( small cap ) lebih menguntungkan dibandingkan dengan investasi pada saham-saham berkapitalisasi besar ( big cap ).
 Resiko Pasar  (market risks)
Resiko pasar adalah resiko yang terjadi pada sebagian besar atau seluruh saham-saham yang ada di pasar. Misalnya, pada suatu waktu pasar atas instrumen saham-saham mengalami penurunan harga, ditandai dengan menurunnya IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Sebaliknya, harga instrumen pendapatan tetap seperti obligasi dan harga properti (real estat) dan emas mengalami kenaikan harga.
2. Apa Exit Strategy yang tersedia buat Pemodal?
 Exit strategy  adalah langkah-langkah yang harus diambil oleh pemodal jika resiko yang telah diantisipasinya terjadi. Untuk contoh resiko pasar modal,  exit strategy  relatif mudah dilakukan, karena harga saham-saham transparan dan relatif likuid (catatan: tidak semua saham di pasar modal likuid). Pemodal tinggal menetapkan suatu harga di mana pada harga itu, pemodal akan keluar ( exit ) dari investasinya.
Tetapi, penawaran investasi yang dimaksud di sini bukanlah penawaran investasi di pasar modal. Untuk mendapatkan dana segar, kalau perusahaan telah  go public , maka manajemen tinggal melakukan penawaran umum terbatas ( rights issue ). Justru karena perusahaan pemilik projek yang ada belum  go public , maka pemilik projek menawarkan investasinya kepada Anda, dan tidak melalui bursa.
Sebagai contoh, katakanlah Anda sebagai calon pemodal didekati oleh tenaga penjual ( sales person ) untuk berinvestasi pada investasi serupa dengan peternakan burung onta, atau investasi di kebun kurma. Setelah Anda menanyakan (dan puas dengan jawaban yang Anda terima) tentang cara-cara investasi Anda dapat gagal, maka Anda kaemudian harus bertanya tentang  exit strategy  yang tersedia bagi pemodal seperti Anda. Sama seperti pengelola gedung yang baik akan selalu menyediakan tangga darurat sebagai jalan keluar jika terjadi kebakaran atau gempa bumi, Anda perlu menanyakan  exit strategy  yang tersedia untuk pemodal jika resiko-resiko major (yang diceritakan oleh pemilik projek) itu terjadi.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS