Ekspor Minyak Sawit Indonesia Melonjak di Februari, Disokong Penurunan Pajak Ekspor
Monday, March 17, 2025       17:09 WIB

Ipotnews - Ekspor minyak kelapa sawit mentah dan olahan Indonesia pada Februari lalu melonjak 62,2% dari bulan sebelumnya. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, harga tersebut merupakan level tertinggi dalam empat bulan terakhir.
Laman Reuters, Senin (19/3), menyebutkan, lonjakan ekspor minyak sawit Indonesia berkaitan dengan langkah pemerintah yang menurunkan pajak ekspor sehingga menarik para pembeli dari Malaysia.
Ekspor minyak sawit yang lebih tinggi dari Indonesia - produsen minyak tropis terbesar di dunia - dinilai akan membantu menurunkan stok dan mendukung harga minyak sawit yang saat ini sudah lebih tinggi dari harga minyak kedelai.
Data BPS mengungkapkan, Indonesia mengekspor 2,06 juta metrik ton minyak sawit mentah dan minyak sawit olahan di bulan Februari, tertinggi sejak bulan Oktober. Ekspor naik 45,1% dari bulan Februari 2024.
Data tersebut tidak termasuk ekspor minyak inti sawit, oleokimia dan biodiesel yang biasanya dimuat dalam rilis data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). GAPKI akan merilis datanya sendiri di kemudian hari, yang mencakup lebih banyak produk sehingga angka ekspornya pun berbeda.
Anilkumar Bagani, kepala riset di perusahaan pialang minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, mengatakan bahwa penurunan pajak ekspor, yang menyebabkan harga minyak sawit Indonesia jatuh di bawah harga Malaysia, mendorong peningkatan ekspor di bulan Februari.
"Pembeli beralih ke Indonesia dari Malaysia karena harga yang lebih rendah, itulah sebabnya ekspor Malaysia turun di bulan Februari," imbuhnya kepada Reuters.
Ekspor minyak kelapa sawit Malaysia pada Februari lalu turun 16,27% dari bulan sebelumnya, dan mencapai titik terendah dalam 4 tahun terakhir, sekitar 1 juta ton.
Indonesia menurunkan harga referensi minyak sawit mentah (CPO) untuk bulan Februari, dengan mengurangi pajak ekspor menjadi USD124 per ton dari USD178 di bulan Januari.
Analis sebuah perusahaan perdagangan global di Mumbai berpendapat, stok minyak kelapa sawit Indonesia sepertinya tidak akan meningkat tajam meskipun ada pembatasan minyak goreng bekas. Menurutnya, kondisi itu dimungkinkan karena peningkatan ekspor bertepatan dengan penerapan kewajiban penggunaan campuran biodiesel sebesar 40%.
Momentum ekspor minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, meskipun harganya lebih mahal daripada minyak kedelai, akan membantu menjaga harga minyak kelapa sawit tetap tinggi, ujarnya.
Minyak kelapa sawit terutama bersaing dengan minyak kedelai dan minyak bunga matahari dari Argentina, Brazil, Rusia dan Ukraina. (Reuters)

Sumber : admin

berita terbaru
Saturday, Apr 26, 2025 - 17:08 WIB
BNI Genjot Nasabah Baru Melalui Aplikasi wondr
Saturday, Apr 26, 2025 - 12:06 WIB
Financial Statements 1Q 2025 of CSMI
Saturday, Apr 26, 2025 - 12:03 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of DART
Saturday, Apr 26, 2025 - 12:01 WIB
Financial Statements 1Q 2025 of MUTU
Saturday, Apr 26, 2025 - 11:58 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of SMRU
Saturday, Apr 26, 2025 - 11:53 WIB
Financial Statements 1Q 2025 of NSSS
Saturday, Apr 26, 2025 - 11:51 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of TAMU