Fokus Segmen High Yield, Laba BTN (BBTN) Tumbuh 7,4%
Friday, April 26, 2024       08:56 WIB

JAKARTA, investor.id - Strategi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk () untuk fokus mengembangkan segmen high yield dan komersial mulai membuahkan hasil. Hal ini terlihat pada pencapaian kinerja kuartal I-2024.
Penyaluran kredit dan pendapatan operasional tumbuh impresif di saat suku bunga dana merangkak naik, imbas mengetatnya likuiditas yang membayangi industri perbankan sejak akhir tahun lalu.
Pada periode Januari-Maret 2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp 344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 299,7 triliun. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang cukup diminati masyarakat.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, perseroan telah secara konsisten menjaga momentum pertumbuhan sejak tahun lalu yang didukung oleh penajaman strategi serta transformasi bisnis secara menyeluruh. BTN juga telah melakukan rebranding logo pada kuartal I-2024 ini sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas layanannya dalam rangka mencapai visinya, yakni The Best Mortgage Bank in South East Asia. 
"Pada tiga bulan pertama tahun 2024, BTN mampu mencetak pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang membantu menggerakkan sektor perumahan di negara ini untuk bergerak. Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami berharap dapat terus menjaga momentum ini agar dapat memberikan nilai tambah bagi para stakeholders kami," ujar Nixon, Kamis (25/4/2024).
Nixon menuturkan, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I-2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp 292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 264,5 triliun.

Sumber : investor.id