Harga Tiket Pesawat Mahal Dipicu Avtur Pertamina, Serikat Pekerja Beri Reaksi
Monday, August 05, 2024       17:50 WIB

Ipotnews - Tingginya harga tiket pesawat belakangan ini, terutama untuk beberapa rute dituding karena harga avtur dimonopoli oleh BUMN Energi, PT Pertamina (Persero).
Oleh karena itu Komisi Pengawasan Persaingan Usaha ( KPPU ) berharap regulasi terkait pengaturan perdagangan oleh Pertamina termasuk terkait harga LNG bisa diubah agar tercipta kesetaraan dalam persaingan usaha.
Atas tudingan itu, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar menyatakan tudingan tersebut salah alamat karena komoditas yang bersinggungan untuk pemenuhan hajat rakyat sudah seharusnya dikontrol oleh pemerintah melalui BUMN . Untuk harga BBM pemerintah tetap harus mengatur agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
Oleh karena itu kebijakan Pertamina mengatur harga avtur dan LNG serta BBM lainnya merupakan sesuatu yang lumrah dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Arie menilai tudingan monopoli harga BBM oleh Pertamina hanya alasan untuk bisa memasukkan pihak asing agar diberi izin melakukan penjualan avtur.
"Hal itu (isu harga avtur) adalah digunakan untuk kepentingan tertentu yang ingin ambil rente di Indonesia. Kalau ini (isu) dilakukan terus-terusan dan menganggu kinerja operasional Pertamina, kami dari FSPPB akan bergerak," kata Arie Gumilar di Jakarta, Senin, (5/8).
Arie menegaskan serangan terhadap Pertamina belakangan kian besar dengan tujuan untuk mengganggu stabilitas perusahaan yang sudah sangat mapan dan kuat. Karena itu Arie berkomitmen untuk melawan siapapun yang berusaha mengganggu bisnis Pertamina sebagai BUMN penyedia energi.
"Jadi kalau ada kebijakan yang tidak pro rakyat dan menyalahi pasal 33 UUD 1945 kita akan bersikap. Kita pastikan perjuangan tidak akan pernah berakhir," kata dia.
Terkait dengan harga tiket pesawat yang belakangan mahal, Arie menegaskan bahwa banyak komponen yang mempengaruhinya. Sehingga harga avtur Pertamina yang dinilai terlalu mahal bukan menjadi pemicu utama.
"Masyarakat tahu komponen pembentuk harga di Indonesia itu banyak sekali. Jadi jangan anggap Pertamina ini inefisien (soal harga avtur)," kata Arie.
(Marjudin)

Sumber : admin