IHSG Diprediksi Masih Dibayangi Tekanan, Ini 4 Faktor Pemicunya...
Sunday, November 28, 2021       15:34 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) diprediksi mengalami pelemahan dalam sepekan ke depan. Empat faktor yang membuat IHSG melemah sepanjang pekan lalu diprediksi masih mempengaruhi pergerakan ke depan.
Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee, mengatakan pergerakan IHSG ke depan kemungkinan akan memiliki support di kisaran 6.400-6.485. "Sementara level resistance IHSG kemungkinan di kisaran 6.550-6.750," kata Hans, saat dihubungi  Ipotnews,  di Jakarta, Minggu (28/11).
Faktor pertama yang mempengaruhi pergerakan IHSG , menurut Hans, hasil risalah Federal Reserve yang dipublikasikan pekan lalu. Terungkap, pejabat The Fed semakin serius mempertimbangkan percepatan tapering dan kenaikan suku bunga acuan. "Ini tentu sentimen negatif bagi emerging market," ujar Hans.
Faktor kedua, pelaku pasar semakin mencemaskan gelombang keempat Covid-19 di Eropa. Sejumlah negara seperti Italia dan Austria, memberlakukan penguncian. "Jerman juga sedang mempertimbangkan, meski ada kemungkinan tidak jadi melakukan," jelas Hans.
Faktor ketiga, pelaku pasar juga mencemaskan varian baru Omicron, yang disebut 500% lebih menular ketimbang virus korona asli, SARS -CoV-2, yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada 2019. Dengan potensi penularan varian B.1.1.529 yang bisa mencapai 500% tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikan varian Omicron ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori varian of interest (VoI).
"Ada kecemasan varian baru ini mampu menghadapi kekebalan yang diciptakan oleh vaksin Covid-19," tutur Hans.
Faktor keempat, Mahkamah Konstitusi memerintahkan DPR dan pemerintah untuk memperbaiki UU Cipta Kerja dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Jika tidak diperbaiki, UU yang direvisi oleh UU Cipta Kerja dianggap berlaku kembali.
Dalam amar putusannya, Kamis (25/11), MK menyatakan UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat.
Meski UU tersebut masih tetap berlaku dan ada waktu 2 tahun bagi pemerintah dan DPR melakukan perbaikan, tetapi sejumlah pelaksanaan kebijakan strategis pemerintah yang berlandaskan UU Cipta Kerja kemungkinan akan terhambat.
"Bisa jadi akan banyak aturan turunan UU Cipta Kerja yang digugat. Ini menimbulkan ketidakpastian reformasi struktural ekonomi dan perbaikan iklim investasi di Indonesia," tutur Hans.
Menurutnya, keempat faktor tersebut membuat IHSG mengalami pelemahan pekan lalu. "Kemungkinan keempat faktor tersebut masih akan memperlemah IHSG seminggu ke depan," ujar Hans.
Mengutip data  Ipotnews,  IHSG mengalami pelemahan minggu lalu. Pada Jumat (26/11), IHSG ditutup pada level 6.561,55. Posisi tersebut mengalami pelemahan mingguan -2,36% dibandingkan Jumat sebelumnya (19/11), yakni 6.720,26. (Adhitya/ef)

Sumber : Admin