Imbas Ketegangan Konflik Israel-Iran, Investor Buru Franc Swiss dan Yen
Friday, April 19, 2024       16:03 WIB

Ipotnews - Investor memburu franc Swiss dan yen Jepang, yang sudah lama dipandang sebagai mata uang safe-haven, Jumat, setelah laporan Israel menyerang Iran dalam saling balas terbaru antara kedua musuh tersebut, mendorong kenaikan harga minyak dan menyebabkan kehati-hatian di seluruh pasar global.
Diberitakan  Reuters , Israel menyerang Iran, beberapa hari setelah Iran melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah, meski Iran meremehkan insiden tersebut dan mengatakan pihaknya tidak merencanakan tanggapan baru.
Awalnya, pasar bereaksi tajam terhadap berita tersebut, yang memicu aksi jual aset berisiko, menyebabkan harga minyak dan emas melonjak, dan memicu reli imbal hasil US Treasury dan mata uang safe-haven, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat (19/4).
Franc Swiss melonjak lebih dari 1% ketika laporan pertama mengemuka, untuk menyentuh 0,9011 per dolar, level tertinggi dalam dua minggu.
Mata uang itu kemudian mengurangi penguatannya, dan naik sekitar 0,5% menjadi 0,9079 terhadap dolar karena pasar menelusuri kembali beberapa reaksi awal mereka setelah respons yang relatif lemah dari Iran.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, juga naik tetapi kemudian melepaskan apresiasinya dan turun 0,1% jadi 106,07.
Media pemerintah Iran mengatakan tiga drone di pusat kota Isfahan ditembak jatuh dan seorang pejabat senior Iran mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan pembalasan segera. Para pemimpin dan militer Israel diam, Jumat pagi.
"Persepsi saya adalah media di Iran pada dasarnya meremehkan semua ini," kata Francesco Pesole, analis ING. "(Itu) bisa menjadi indikasi mereka tidak ingin melakukan eskalasi lebih jauh."
Dia menambahkan: "Ini adalah spekulasi karena berita yang kami dapatkan tidak begitu jelas...jelas situasinya akan tetap bergejolak."
Yen menguat sekitar 0,2% jadi 154,39 per dolar, setelah melonjak lebih dari 0,6% sebagai reaksi terhadap laporan serangan tersebut.
"Sangat jelas bahwa pasar sedang gelisah," kata Moh Siong Sim, analis Bank of Singapore. "Kita masih dalam situasi di mana kita mengetahui sesuatu telah terjadi. Namun kita perlu memahami tingkat pembalasan yang mungkin terjadi."
Mata uang melambung sepanjang sesi pagi Eropa, dengan euro awalnya turun tetapi bertahan naik 0,1% jadi USD1,06505. Poundsterling mendatar di USD1,2441.
Tema secara luas dalam beberapa minggu terakhir melambungkan dolar AS yang didukung oleh kuatnya perekonomian Amerika. Euro anjlok 1,3% bulan ini, sementara sterling merosot 1,5%.
Data terbaru AS, terutama angka minggu lalu yang menunjukkan inflasi naik menjadi 3,5% pada Maret, menyebabkan trader dengan cepat mengurangi spekulasi mereka terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini dengan memperkirakan dua kali pemotongan, kemungkinan besar dimulai pada September. Hal ini mendorong imbal hasil US Treasury melonjak, mendongkrak Indeks DXY ke level tertinggi sejak November awal pekan ini. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Wednesday, May 01, 2024 - 17:29 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of LCKM
Wednesday, May 01, 2024 - 17:24 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of LAJU
Wednesday, May 01, 2024 - 17:12 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MLIA
Wednesday, May 01, 2024 - 17:07 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MKTR
Wednesday, May 01, 2024 - 17:03 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of MGRO
Wednesday, May 01, 2024 - 16:59 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of META
Wednesday, May 01, 2024 - 16:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RUIS
Wednesday, May 01, 2024 - 16:52 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of RODA