Kejatuhan Evergrande Perberat Tekanan di Emerging Market
Wednesday, September 22, 2021       16:12 WIB

Ipotnews - Tekanan di  emerging market  semakin besar karena krisis utang China Evergrande Group mengubah minggu yang sudah penuh dengan risiko menjadi sarang 'jebakan batman'.
Fidelity International dan Nordea Investment memperkirakan mata uang  emerging market  (EM) akan berlajut melemah karena krisis keuangan raksasa real estat itu mengungkap celah dalam mesin pertumbuhan China.
Citigroup Inc. sekarang menghindari posisi  long  mata uang EM Asia. Morgan Stanley mengatakan pihaknya bertahan dengan pandangan  bearish  di tengah gejolak surat utang dolar.
Dampak buruk Evergrande datang pada saat investor EM dalam kondisi rentan. Mereka tengah bersiap menghadapi kemungkinan penguranan stimulus Federal Reserve di tengah tanda-tanda rebound ekonomi global setelah memudarnya ancaman pandemi. Risiko EM akan diperparah oleh potensi default utang Grup Evergrande China yang mengirimkan gelombang kejutan ke sistem keuangan.
Kombinasi dari hambatan ini "bukan perpaduan yang sehat untuk risiko EM," kata Paul Greer, manajer pengelola dana di Fidelity International, London. "Kami memperkirakan pasar negara berkembang akan tetap tertinggal setidaknya hingga akhir kuartal," imbunya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (22/9)
Fidelity International telah mengurangi eksposurnya terhadap mata uang berkembang, kata Greer. Ia mengatakan bahwa  spread  pada sebagian besar surat utang dolar EM tidak cukup untuk mengompensasi risiko.
Sejauh ini, bursa saham menjadi pasar yang paling terpukul, turun hampir 4% bulan ini, jauh melebihi penurunan 0,4% surat utang dolar EM. Indeks mata uang EM MSCI Inc. telah turun 1,7% dari level tertinggi sepanjang masa, yang dicapai pada Juni lalu.
"Semuanya tidak ada artinya melawan kisah Evergrande saat ini," kata Witold Bahrke, ahli strategi makro senior di Nordea Investment Kopenhagen. "Kami ragu The Fed akan bersedia memberikan obat untuk mengatasi kelesuan pasar jangka pendek akibat Evergrande," imbuh Bahrke.
Menurutnya, mata uang terkait komoditas seperti peso Kolombia dan Chili dan real Brasil adalah yang paling rentan terdampak tekanan pasar.
Namun bagi sebagian pihak, kejatuhan pasar pekan ini menawarkan kesempatan untuk membeli saham yang  undervalued . Ahli strategi JPMorgan Chase & Co. yang dipimpin oleh Marko Kolanovic mengatakan kepada kliennya bahwa mereka "mempertahankan alokasi pro-risiko" dalam portofolio model EM mereka yang diarahkan "menuju sektor siklikal yang berfokus pada pembukaan kembali dan reflasi," tulis mereka.
Namun, jumlah saham di MSCI Emerging Markets Index dengan sinyal jual, berdasarkan pola pergerakan rata-rata konvergensi-divergensi, telah melonjak ke level yang terakhir terlihat pada Januari lalu.
"Sulit membayangkan bencana Evergrande diselesaikan dalam waktu dekat," kata Greer dari Fidelity International. "Pada saat yang sama, tekanan tambahan dari tapring QE The Fed, meskipun tidak diekspektasikan, masih akan memberikan angin hambatan untuk menavigasi pasar]." (Bloomberg)

Sumber : admin