Minyak Bergerak Positif di Tengah Optimisme Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Monday, September 16, 2024       08:51 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Senin pagi, di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga AS minggu ini, meski kenaikannya dibatasi oleh dimulainya kembali produksi Amerika menyusul Badai Francine dan data China yang suram.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman November, patokan internasional, naik 17 sen, atau 0,24% menjadi USD71,78 per barel pada pukul 08.27 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Senin (16/9).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Oktoberm bertambah 27 sen, atau 0,39%, jadi USD68,92 per barel.
Kedua kontrak tersebut ditutup lebih rendah pada sesi sebelumnya, seiring meredanya kekhawatiran tentang gangguan pasokan ketika produksi minyak mentah Teluk Meksiko dilanjutkan setelah Badai Francine, dan juga karena data yang menunjukkan kenaikan mingguan dalam jumlah rig Amerika.
Namun, hampir seperlima dari produksi minyak mentah dan 28% dari produksi gas alam di Teluk Meksiko masih offline setelah badai tersebut.
Faktor kunci yang akan mendominasi pasar minggu ini adalah seberapa agresif pemangkasan suku bunga yang akan dilakukan Federal Reserve setelah pertemuan 17-18 September. Fed funds futures menunjukkan investor meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, bukan 25 basis poin, menurut FedWatch Tool CME Group.
Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman, yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan menaikkan permintaan minyak.
"Kami tetap berada di kubu yang bersikap bertahap dan memperkirakan the Fed akan mulai memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Di China--importir minyak terbesar dunia--pertumbuhan produksi industri melambat ke level terendah dalam lima bulan pada Agustus, sementara penjualan eceran dan harga rumah baru semakin melemah. Produksi kilang minyak juga menyusut untuk bulan kelima, karena permintaan bahan bakar yang mengecewakan dan margin ekspor yang lemah membatasi produksi.
Sementara itu, dolar tetap stabil setelah calon presiden dari Partai Republik Donald Trump aman menyusul apa yang dikatakan FBI tampaknya merupakan upaya pembunuhan kedua di luar lapangan golfnya di Florida.
Di Timur Tengah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan memberikan "heavy price" kepada Houthi yang bersekutu dengan Iran, setelah mereka mencapai Israel tengah dengan rudal untuk pertama kalinya, Minggu. (ef)

Sumber : Admin