Minyak Pesaing Berguguran, Harga CPO Berjangka Teruskan Pelemahan
Tuesday, August 06, 2024       13:48 WIB

Ipotnews - Harga minyak kelapa sawit (CPO) berjangka Malaysia memperpanjang kerugian, Selasa, setelah kontrak tersebut ditutup pada posisi terendah dalam enam bulan pada sesi sebelumnya, karena melemahnya kontrak komoditas pesaing Dalian dan Chicago.
Harga minyak kelapa sawit acuan untuk kontrak pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange, merosot 28 ringgit, atau 0,74%, menjadi 3.759 ringgit (USD842,64) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Selasa (6/8).
Harga kontrak tersebut anjlok lebih dari 3% pada sesi Senin ke penutupan terendah sejak 2 Februari.
Harga CPO berjangka Malaysia dibuka lebih rendah menyusul aksi jual tajam minyak kedelai (soyoil) di Chicago Board of Trade, serta minyak nabati berjangka China pada jam perdagangan Asia, Selasa, ungkap Anilkumar Bagani, Kepala Riset Sunvin Group yang berbasis di Mumbai.
"Namun, ringgit Malaysia yang sedikit lebih kuat dan pemulihan pasar energi serta pasar ekuitas Asia menyuntikkan kepercayaan pada minyak kelapa sawit," kata Bagani.
"Harga minyak berjangka terlihat pulih dari aksi jual di awal sesi, tetapi masih berada di wilayah negatif."
Sementara, kontrak minyak kedelai Dalian yang paling aktif melorot 2,13%, sedangkan kontrak minyak sawitnya menyusut 3,05%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade melemah 1,42%.
Harga CPO mengikuti pergerakan harga edible oil pesaing, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
Ringgit, mata uang perdagangan CPO, melemah 1% terhadap dolar, membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Harga minyak rebound lebih dari 1%, Selasa, memangkas kerugian sesi sebelumnya, karena kekhawatiran pasokan di tengah meningkatnya konflik Timur Tengah, data sektor jasa AS yang lebih kuat, dan pemotongan produksi di ladang minyak Sharara Libya.
Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melejit 1,19% menjadi USD77,21 per barel pada pukul 12.33 WIB. Harga minyak mentah berjangka yang lebih kuat membuat CPO menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Persediaan CPO di Malaysia diperkirakan turun pada Juli untuk pertama kalinya setelah naik selama tiga bulan berturut-turut, menurut survei  Reuters. 
Regulator industri, Dewan Minyak Kelapa Sawit Malaysia, dijadwalkan untuk merilis data CPO bulanannya pada 12 Agustus.
"Minyak kelapa sawit diperkirakan menguji ulang support di level 3.745 ringgit per metrik ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju 3.705 ringgit," tutur analis teknikal  Reuters,  Wang Tao. (ef)

Sumber : Admin