NIM dan Provisi Meningkat, BBNI Tawarkan Risk-Reward yang Menarik
Friday, February 14, 2020       17:32 WIB

Ipotnews - Prospek PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. () sepanjang tahun ini (FY20) terlihat menarik. Marjin bunga bersih (NIM) mulai membaik dengan pembentukanpencadangan (provisi) yang tetap  prudent  memperkuat prospek di FY20
Di tengah kekhawatiran investor terhadap kemungkinan perubahan manajemen dalam RUPS mendatang, yang berisiko memperlemah kinerja , Tim Riset Indo Premier menilai justru menawarkan  risk-reward  yang paling menarik.
Informasi yang diterima Tim Riset mengindikasikan bahwa manajemen sudah mempersiapkan penguatan kinerja dengan mulai membentuk cadangan bank (provisi) sesuai ketentuan pada FY19. "Alih-alih membukukan laba yang lebih besar," manajemen memilih melakukan penyesuaian terhadap ketentuan IFRS 9 (Standar Internasional Pelaporan Keuangan) dengan standar yang lebih tinggi.
"Bertolak belakang dengan kekhawatiran investor tentang  underprovisioning , kami menemukan bahwa cukup bijaksana dengan pendekatan provisinya," tulis analis Indo Premier, Jovent Muliadi dan Timothy Handerson dalam risalah kajiannya, Kamis (13/2).
Pasca IFRS 9, kemampuan untuk mengatasi risiko ( coverage ratio ) kredit bermasalah maupun Duniatex (dua isu terbesar tahun lalu) masing-masing diperkirakanakan berada di kisaran 90% dan 100%. Jumlah tersebut lebih tinggi dari  coverage  untuk dan Duniatex yang masing-masing sebesar 45% dan 60-70%, dan sebesar 60-70% dan 100%.
"Keseluruhan  coverage  NPL/LAR (rasio kredit bermasalah/pinjaman terhadap aset) akan berada pada 260%/59%," mereka menambahkan. Sementara itu,  coverage  NPL/LAR sebesar 256% /61%, dan dan 229%/60%, dengan tidak memperhitungkan diskon valuasi.
Penjelasan yang diperoleh Tim Riset dari manajemen juga menujukkan bahwa marjin bunga bersih (NIM) sudah kembali ke 5% di Januari 2020 (naik dari 4.9% di FY19). "Peningkatan NIM sebagian besar didukung oleh biaya dana (CoF) yang lebih rendah di tengah lonjakan dana murah (CASA) pada bulan November/Desember," ungkap Jovent dan Timothy.
Pada November/Desember lalu, CASA naik 5% (mom). Pada Januari 2020 CASA juga naik 11% (yoy), jauh lebih tinggi dari deposito yang turun 3% (yoy), yang menunjukkan tren yang menggembirakan.
Dengan kondisi kinerja tersebut, Tim Riset meyakini, bahwa siapa pun yang menggantikan manajemen nantinya tidak perlu khawatir dengan kewajiban peningkatan kualitas aset pasca penerapan perarturan pada FY19 dan penyesuaian IFRS 9. " tetap menjadi salah satu pilihan," Jovent dan Timothy merekomendasikan.
Saat ini saham diperdagangkan pada 1,2x 2020 P/BV (pasca revaluasi aset dan penyesuaian IFRS 9), lebih rendah dari rata-rata 10Y sebesar 1,4x. juga menawarkan diskon 36% dan 57% jika dibanding saham dan , dengan rata-rata 10Y masing-masing sebesar 29% dan 44%.
"Risikonya adalah perubahan besar dalam manajemen, meskipun kami pikir itu tidak mungkin." (Tim Riset Indo Premier)

Sumber : Admin