Optimisme Defisit Fiskal Tahun Depan Bantu Rupiah Menguat 0,36% di Penutupan
Wednesday, October 05, 2022       16:04 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar AS hari ini karena optimisme pasar terhadap defisit fiskal APBN 2023 yang dirancang kembali di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Mengutip data Bloomberg, Rabu (5/10) sore kurs rupiah di level Rp15.192 per dolar AS atau menguat 55 poin atau 0,36% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Selasa sore kemarin (4/10) di level Rp15.247 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar sebetulnya menguat pada Rabu. "Sebab pelaku pasar mewaspadai data pekerjaan bulanan AS pada hari Jumat mendatang berpotensi untuk menenggelamkan harapan pelonggara suku bunga acuan Federal Reserve," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu sore.
Data pada hari Jumat diperkirakan menunjukkan ekonomi AS menciptakan sekitar 250.000 lapangan pekerjaan baru bulan lalu. Di bawah capaian 315.000 lapangan kerja baru yang tercipta pada Agustus 2022. Perkiraan pendapatan rata-rata per jam tetap stabil di sekitar 0,3% dan tingkat pengangguran di 3,8%.
"The Fed telah memperjelas bahwa memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan pekerjaan tetap menjadi fokus dari rencananya untuk menurunkan inflasi," ujar Ibrahim.
Dari dalam negeri, pelaku pasar terus memantau perkembangan penanganan atau antisipasi Pemerintah pada tahun depan untuk menahan laju inflasi yang cukup tinggi. Tahun 2023 menjadi salah satu yang menantang terutama untuk pemerintah dalam menghadapi bahaya resesi yang terus menghantui usai beberapa negara di dunia telah mengalaminya. "Ketika terjadi resesi, peran pemerintah menjadi sangat penting untuk mendorong demand dari masyarakat," ujar Ibrahim.
Pada tahun 2023, pemerintah ingin mendorong terjadinya konsolidasi fiskal sehingga tentu untuk mendorong demand dari masyarakat menjadi cukup menantang, tetapi masih bisa untuk dilakukan. Artinya ruang fiskal yang ditargetkan di tahun depan mencapai 2,8% terhadap PDB defisitnya harus dimaksimalkan atau diprioritaskan kepada pos-pos belanja yang bisa memberikan efek ganda ke perekonomian.
Lebih dari itu, pemerintah sebenarnya masih dapat membuka opsi untuk menambah defisit anggaran. Ekspektasi ini menjadi sentimen positif yang membuat kurs rupiah menguat pada hari. "Misalnya menjadi 2,9% atau bahkan 2,95% terhadap PDB untuk mengakomodasi belanja yang diperuntukkan untuk masyarakat langsung seperti misalnya bantuan sosial," tutup Ibrahim. (Adhitya)

Sumber : admin