Pasar Merespons Kenaikan Suku Bunga Selandia Baru, Dolar Relatif Stabil
Wednesday, October 05, 2022       13:25 WIB

Ipotnews - Dolar AS relatif stabil, Rabu, setelah kenaikan suku bunga yang tajam di Selandia Baru meredam optimisme atas harapan untuk jeda atau perlambatan bahwa Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga secara agresif.
Dolar mengalami kemunduran terberatnya dalam lebih dari dua tahun pada sesi Selasa tetapi kembali ke posisi terdepan setelah Reserve Bank of New Zealand ( RBNZ ) mengumumkan kenaikan 50 basis poin (bp) kelima berturut-turut, demikian laporan  Reuters,  di Sydney, Rabu (5/10).
Bahkan dolar Selandia Baru hanya terdongkrak sebentar. Kiwi melompat sebanyaknya 1,3% sebelum jatuh kembali hampir di atas mendatar di USD0,5741. Euro turun 0,2% menjadi USD0,9970. Reli Sterling berhenti karena turun 0,3% menjadi USD1,1449.
Pergerakan dan nada RBNZ tersebut kontras dengan kenaikan kecil 25 bp dari Reserve Bank of Australia sehari sebelumnya, yang tampaknya memicu harapan bahwa Federal Reserve juga dapat memperlambat kenaikan suku bunga dan memicu aksi jual dolar.
"Sama seperti kenaikan RBA yang lebih kecil dari perkiraan, kemarin, menambah pemangkasan spekulasi Fed yang  hawkish,  sinyal  hawkish  RBNZ dapat mengingatkan pasar bahwa memerangi inflasi masih menjadi prioritas bagi banyak bank sentral," kata analis Maybank, Saktiandi Supaat.
"Kemiringan  dovish  yang lebih sinkron di antara bank sentral utama karena kekhawatiran pertumbuhan mungkin terlalu dini."
Indeks Dolar (Indeks DXY), melorot sekitar 4% sejak mencapai rekor tertinggi 114,78 minggu lalu, terakhir stabil di posisi 110,30. Yen bertahan di 144,06 per dolar dan Aussie melemah 0,2% menjadi USD0,6488.
Permintaan untuk  safe haven  dolar merosot dalam beberapa hari terakhir karena suasana di pasar global membaik dipicu spekulasi Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng bakal membuat penyesuaian lebih lanjut untuk anggaran mini yang mengirim pasar obligasi dan mata uang ke dalam kekacauan minggu lalu.
Setelah pulih hampir 11% dari rekor terendah minggu lalu, reli sterling tampaknya kehabisan tenaga, kata dealer.
Analis berhati-hati tentang seberapa banyak yang benar-benar berubah tentang prospek fiskal Inggris dan seberapa luas sinyal suku bunga Australia sebenarnya, membuat penurunan dolar terbuka untuk terjadi pembalikan.
Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson menegaskan bahwa inflasi adalah target utama pembuat kebijakan dan pertumbuhan akan mengalami tekanan hebat dalam upaya untuk menurunkannya.
Data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat bakal menjadi indikator utama berikutnya dari kemungkinan lintasan suku bunga The Fed. (ef)

Sumber : Admin