Pasar Tunggu Kesaksian Bos The Fed, "Greenback" Terjerembab
Tuesday, February 23, 2021       16:09 WIB

Ipotnews - Dolar jatuh ke level terendah sejak 13 Januari, Selasa, karena fokus investor bergeser ke bagaimana Chairman Federal Reserve Jerome Powell mungkin menanggapi ekspektasi inflasi yang bangkit lagi, sementara mata uang terkait komoditas melayang di dekat tingkat tertinggi multi-tahun.
Kenaikan ekspektasi inflasi baru-baru ini karena investor berspekulasi pada rebound ekonomi pasca pandemi dan apa yang disebut perdagangan "reflasi" mengangkat imbal hasil US Treasury dan dolar AS--secara singkat--hingga awal bulan ini, demikian laporan  Reuters,  di London, Selasa (23/2).
Tetapi analis memperkirakan Powell--yang bersaksi di depan Kongres pada pukul 15.00 GMT--memberikan jaminan bahwa The Fed akan mentolerir inflasi yang lebih tinggi tanpa terburu-buru menaikkan suku. Itu mungkin menenangkan pasar obligasi dan akhirnya membebani dolar, kata analis.
"Powell kemungkinan besar akan menegaskan kembali bahwa The Fed masih jauh dari memenuhi tujuannya dan kemungkinan bakal membutuhkan beberapa waktu sebelum 'progres yang cukup' telah dibuat untuk mengurangi program pembelian obligasi," kata analis UniCredit.
Analis mata uang Commonwealth Bank of Australia, Joe Capurso, di Sydney, menyatakan mungkin Powell akan memberikan pasar "sedikit ketenangan dan berkata: 'Mr Market, Anda sedikit lebih maju dari diri Anda sendiri. Ada banyak risiko...dan ekonomi Amerika masih sangat jauh dari  full employment'." 
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir di posisi 90,046, mendatar pada hari itu, setelah sebelumnya jatuh ke 89,941, tingkat terlemah sejak 13 Januari.
Data pemosisian menunjukkan investor berspekulasi bahwa dolar AS, yang merosot sejak Maret lalu, akan terus jatuh saat dunia pulih dari pandemi Covid-19.
Euro naik 0,1% menjadi USD1,2168. Imbal hasil obligasi pemerintah zona euro juga meningkat, tetapi, Senin, menyusut setelah Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pihaknya "memantau dengan cermat" kenaikan biaya pinjaman.
Mata uang terkait komoditas menjadi salah satu aset yang mencatat kinerja terbaik pada 2021. Lonjakan harga sejumlah material, mulai dari minyak dan tembaga hingga kayu dan susu bubuk, mendorong mata uang seperti dolar Kanada, Australia dan Selandia Baru ke level tertinggi dalam sekitar tiga tahun.
Selasa, Aussie diperdagangkan turun sedikit menjadi USD0,791 setelah sebelumnya menguat setingginya USD0,7934. Dolar Selandia Baru juga turun sementara dolar Kanada berada tepat di bawah level tertinggi Senin.
Sterling mencapai level tertinggi hampir tiga tahun di USD1,4098, naik 0,3% pada hari itu, karena investor terjebak dengan spekulasi mereka bahwa peluncuran cepat vaksin Covid-19 akan memungkinkan ekonomi Inggris dibuka kembali selama beberapa bulan ke depan.
Perdana Menteri Boris Johnson memaparkan rencana langkah demi langkah untuk mengakhiri penguncian Inggris saat ini, Senin.
Yen, mata uang utama berkinerja terburuk tahun 2021 karena kenaikan imbal hasil US Treasury dapat menarik investasi dari Jepang, bertengger di 105,13 per dolar, hanya turun sedikit. (ef)

Sumber : Admin