Penjualan Jaya Agra Wattie (JAWA) turun 3% pada 2019, rugi bersih berkurang 5,8%
Tuesday, June 02, 2020       16:50 WIB

JAKARTA - PT Jaya Agra Wattie Tbk () membukukan pendapatan neto Rp 723,32 miliar pada 2019. Jumlah ini turun 3% dibanding pendapatan neto tahun 2018 yang sebesar Rp 745,51 miliar.
Terjadi penurunan penjualan lokal sebesar 3,2% secara  year on year  (yoy), dari Rp 745,51 miliar menjadi Rp 723,32 miliar. Merosotnya penjualan lokal disebabkan oleh berkurangnya penjualan minyak dan biji sawit sebesar 9,3% yoy menjadi Rp 441,53 miliar dari sebelumnya Rp 400,32 miliar.
Padahal, produk minyak dan biji sawit berkontribusi 55,7% terhadap penjualan domestik. Sebaliknya, penjualan produk karet yang menjadi kontributor terbesar kedua (43,9%) tumbuh 6,2% yoy, dari Rp 297,08 miliar menjadi Rp 315,42 miliar.
Kemudian, penjualan teh dan kopi masing-masing turun 2,3% yoy menjadi Rp 2,89 miliar dan turun 88,9% yoy menjadi Rp 97,02 juta. Meskipun begitu, kontribusi kedua produk tersebut terhadap penjualan lokal tidak sampai 1%.
Di sisi lain, penjualan ekspor yang seluruhnya disumbang oleh produk karet meningkat 49,4% yoy, dari Rp 3,07 miliar menjadi Rp 4,59 miliar. Akan tetapi, penjualan ke luar negeri hanya menyumbang 0,6% terhadap total pendapatan neto .
Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok penjualan juga terkoreksi 3,5% yoy menjadi 704,29 miliar. Alhasil, laba kotor masih tumbuh 23,3% yoy, dari Rp 15,43 miliar menjadi Rp 19,03 miliar.
juga mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 2,2% yoy menjadi Rp 67,85 miliar dari sebelumnya Rp 69,38 miliar. Dengan begitu, rugi usaha dapat ditekan 9,5% yoy, dari 53,95 miliar menjadi Rp 48,82 miliar.
Setelah ditambahkan beban keuangan, beban lain-lain, penghasilan keuangan, hingga manfaat pajak penghasilan, membukukan rugi neto yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 281,05 miliar. Angka ini turun 5,8% yoy dibanding rugi bersih 2018 yang sebesar Rp 294,47 miliar.
Adapun aset pada tahun 2019 naik 1,4% yoy menjadi Rp 3,49 triliun. Ini sejalan dengan kewajiban yang bertambah 12% yoy menjadi Rp 3,1 triliun dan ekuitas yang berkurang 42,1% yoy, dari 673,95 miliar menjadi Rp 390,12 miliar.

Sumber : KONTAN.CO.ID