Perbaiki Kinerja Tahun Lalu, BAJA Akan Genjot Produksi Hingga 130.000 Ton Baja Di 2020
Wednesday, January 15, 2020       19:14 WIB

Ipotnews - Setelah mencatatkan rugi bersih pada sembilan bulan pertama tahun lalu, PT Saranacentral Bajatama Tbk () optimistis bisa membukukan laba bersih tahun ini.
Adapun membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp11,91 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu.
Angka ini lebih rendah sekitar 80,27% dibanding rugi periode berjalan pada periode sama sebelumnya yang tercatat sebesar Rp60,41 miliar.
Sementara itu, pada sisi top line, perseroan mencatatkan penjualan sebanyak 52.000 ton baja dengan pendapatan usaha sebesar Rp713,79 miliar, menyusut sekitar 23,22% dibanding pendapatan usaha pada periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp929,73 miliar
Untuk memperbaiki kinerja Direktur Utama , Handaja Susanto, menyebut perseroan terus berfokus pada perbaikan margin pada tahun ini. Caranya, perseroan akan meningkatkan utilisasi atau tingkat keterpakaian kapasitas produksi perseroan dengan memproduksi sebanyak 130.000 ton baja.
Asal tahu saja, saat ini perseroan memiliki kapasitas produksi sebesar 150.000 ton per tahun. Dengan kata lain, perseroan utilisasi perseroan pada tahun ini akan mencapai 86,66% pada tahun ini.
"Kami akan memaksimalkan produksi kami, semakin tinggi produksi kami, semakin rendah biaya produksi per kilogramnya," jelas Handaja seperti dikutip Kontan pekan lalu.
Sebagai perbandingan, angka ini lebih tinggi 62,50% dibanding target penjualan perseroan di tahun 2019 yang sebesar 80.000 ton.
Namun demikian, perseroan optimistis sebanyak 130.000 ton baja yang diproduksi akan terserap sepenuhnya oleh pasar dengan adanya upaya-upaya perseroan untuk meningkatkan kinerja lini distribusi.
Apalagi, perseroan cukup yakin bahwa pemerintah akan lebih serius menyikapi defisit neraca perdagangan serta memberikan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Khususnya industri baja yang memang merupakan industri strategis, mengingat produk-produk baja yang dihasilkan digunakan dalam industri pertahanan, infrastruktur konstruksi, otomotif, dan sebagainya.
"Kami optimistis perlindungan terhadap industri strategis dalam koridor 'same level of playing field' melalui penerapan  border inspection  dan SNI akan berjalan baik tahun ini," tambah Handaja.
Selain memaksimalkan produksi, upaya perbaikan margin juga dilakukan dengan cara terus melakukan efisiensi dalam kegiatan produksi.
Menurut Handaja, upaya ini sudah mulai dilakukan oleh perseroan sejak tahun 2019 lalu dan akan menjadi pondasi bagi kinerja laba perseroan di tahun 2020.
Handaja mengatakan dampak dari upaya efisiensi tersebut sudah mulai terasa pada tahun 2019 lalu. Handaja yakin perseroan sudah bisa membukukan laba bersih di sepanjang tahun 2019 lalu. (winardi)

Sumber : Admin