Risiko Hanya Satu Per Sejuta, Direktur CDC: Sekolah Harus Kembali Dibuka
Friday, July 31, 2020       17:16 WIB

Ipotnews - Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield, mengatakan risiko anak usia sekolah yang meninggal akibat COVID-19 adalah "satu dalam sejuta," di tengah perdebatan sengit yang di AS tentang apakah, dan bagaimana, membuka kembali sekolah pada bulan September mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan Redfield pada awal Juli itu mengemuka di webinar COVID-19 untuk Buck Institute for Research on Aging, sebuah perusahaan biomedis di Novato, California.
Redfield tak menyangkal bahwa AS itu "masih di tengah-tengah" pandemi COVID-19, namun ia menyatakan optimisme terhadap relatif tidak adanya bahaya penyakit tersebut pada anak-anak.
Ditanya oleh host acara, Kris Rebillot, tentang "risiko jika membuka sekolah," Redfield mengklaim bahwa "risiko yang lebih besar sebenarnya terjadi apabila negara tetap menutup sekolah-sekolah," apalagi pejabat kesehatan masyarakat berpendapat bahwa sekolah menawarkan berbagai layanan penting untuk mengantisipasi bahaya wabah pada anak-anak.
Redfield lalu mengutip data sejak awal pandemi yang menunjukkan bahwa risiko kematian COVID-19 untuk anak-anak usia sekolah adalah "sekitar 0,1 per 100.000."
"Dengan kata lain, itu risikonya satu dari sejuta," katanya, dikutip dari ulasan transkrip dan video dalam webinar. "Saya bukan meremehkan wabah itu. Saya hanya berusaha memastikan bahwa kita melihatnya secara proporsional. Karena jika Anda melakukan hal yang sama untuk kematian akibat influenza untuk anak-anak usia sekolah selama lima tahun terakhir, faktanya mereka berada di di banyak tempat dengan risiko lima hingga 10 kali lebih besar."
Redfield lalu menyarakan bahwa sekolah harus segera dibuka dengan batasan dan peraturan tertentu, termasuk "mengenakan masker, mencuci tangan, [dan] menjaga jarak sosial."
Ia lalu buru -buru berargumen lebih lanjut bahwa meskipun dia setuju sekolah harus dibuka kembali, namun bar harus ditutup. "Saya tidak mengerti mengapa kita membuka bar yang memungkinkan orang untuk mengonsumsi alkohol berlebihan sampai larut malam di saatketika kita mencoba membuat orang patuh pada jarak sosial," tandasnya, dilansir laman justthenews.com, Kamis (30/7).

Sumber : admin