Sanksi Rusia Masih Jadi Fokus, Minyak Melayang Dekati Posisi Tertinggi 4 Bulan
Tuesday, January 14, 2025       15:13 WIB

Ipotnews - Harga minyak melemah, Selasa, tetapi masih mendekati level tertinggi dalam empat bulan karena dampak sanksi baru Amerika terhadap minyak Rusia tetap menjadi fokus utama pasar, menjelang data inflasi AS pekan ini.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 53 sen, atau 0,7%, menjadi USD80,48 per barel pada pukul 14.46 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Selasa (14/1).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 44 sen, atau 0,6% menjadi USD78,38 per barel.
Harga minyak mentah melonjak 2%, Senin, setelah Departemen Keuangan Amerika, Jumat, menjatuhkan sanksi pada Gazprom Neft dan Surgutneftegas serta 183 kapal yang memperdagangkan minyak sebagai bagian dari apa yang disebut "armada bayangan" tanker Rusia.
"Berita seputar sanksi minyak Rusia menjadi pendorong utama harga minyak selama seminggu terakhir, dan dikombinasikan dengan data ekonomi AS yang tangguh, dinamika permintaan-penawaran yang lebih ketat melihat beberapa momentum," kata analis IG, Yeap Jun Rong.
"Dengan harga yang naik cepat dan dahsyat hingga hampir 10% sejak awal tahun, hal itu mendorong beberapa aksi ambil untung karena risiko peristiwa seputar rilis data inflasi Amerika yang akan datang membayangi."
Indeks harga produsen (PPI) Amerika akan dirilis malam ini, dengan data indeks harga konsumen (CPI), Rabu.
Kenaikan inflasi inti yang lebih besar dari perkiraan 0,2%, Rabu, berpeluang menutup pintu bagi pemotongan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya membantu dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, yang dapat menopang permintaan minyak.
"Reli baru-baru ini ke level tertinggi tiga bulan memang menandakan perbaikan sentimen, tetapi kendati tekanan bearish yang luas telah mereda untuk sementara waktu, katalis yang lebih kuat masih diperlukan untuk memicu tren naik yang lebih luas dan berkelanjutan," ujar Yeap.
Walau analis masih memperkirakan dampak harga yang signifikan pada pasokan minyak Rusia dari sanksi baru, dampak fisiknya bisa jadi lebih kecil.
"Sanksi ini berpotensi mengurangi pasokan sebanyak 700 ribu barel per hari dari pasar, yang akan menghapus surplus yang kami prediksi untuk tahun ini," tutur analis ING.
"Namun, pengurangan arus yang sebenarnya kemungkinan akan lebih kecil, karena Rusia dan pembeli menemukan cara untuk menghindari sanksi ini - jelas akan ada lebih banyak tekanan pada kapal yang tidak dikenai sanksi dalam armada bayangan tersebut."
Ketidakpastian permintaan dari pembeli utama China dapat mengurangi dampak dari pasokan yang lebih ketat. Impor minyak mentah China merosot sepanjang 2024 untuk pertama kalinya dalam dua dekade di luar pandemi Covid-19, data resmi menunjukkan, Senin.
"Sanksi baru terhadap kapal tanker Rusia diperkirakan memengaruhi pasokan minyak mentah ke China dan India, meski pelaku utama di negara-negara ini masih menilai situasi hukum dan kemungkinan solusi," kata Philip Jones-Lux, analis Sparta Commodities. (ef)

Sumber : Admin