Sky Energy Indonesia (JSKY) berupaya perbaiki kinerja di tengah pandemi Covid-19
Thursday, August 06, 2020       16:56 WIB

JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di industri panel surya PT Sky Energy Indonesia Tbk () berupaya mempertahankan bisnisnya yang turut terdampak pandemi Covid-19.
Sekadar informasi, emiten berkode saham mengalami penurunan penjualan neto sebesar 29,02% (yoy) menjadi Rp 89,67 miliar di kuartal I-2020. Laba bersih juga merosot 36,19% (yoy) menjadi Rp 5,63 miliar.
Hingga saat ini, belum merilis laporan keuangan untuk semester I-2020.Walau begitu, Chief Executive Officer (CEO) Sky Energy Indonesia Kurniadi Widyanta mengklaim, tren kinerja bisnis terlihat sudah mulai membaik semenjak pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).
"Kami berusaha memenuhi pesanan produk yang tertunda di semester kedua," kata dia, Rabu (5/8).
Ia mengaku, ketika pandemi Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia pada awal Maret lalu, banyak pesanan produk milik yang tidak bisa terkirim. Hal ini disebabkan mengalami kekurangan pasokan bahan baku yang sebagian besar masih bergantung pada pemasok di luar negeri.
Ketika wabah corona menyebar dan sejumlah negara membatasi kegiatan industri, para penyuplai bahan baku produk pun tidak beroperasi.
Di kesempatan sebelumnya, Kurniadi pernah mencontohkan, perlu mengimpor beberapa bahan baku panel surya seperti kaca setebal 1,7 milimeter dari Taiwan, Vietnam, dan China. Pasalnya, kaca dengan klasifikasi tersebut masih sulit ditemui di Indonesia. Komponen lokal pun sejauh ini baru mencapai 43%.
"Bahan baku lokal sebenarnya ada, tapi belum semua bisa dipasok dari dalam negeri," imbuh dia.
Alhasil, selama masa tersebut, cenderung kesulitan melakukan proses produksi.
Terlepas dari itu, Kurniadi memastikan bahwa permintaan ekspor produk-produk masih cukup tinggi. Perusahaan ini memang punya pangsa pasar ekspor di berbagai kawasan seperti Amerika Serikat, Jepang, hingga Eropa.
Manajemen akan terus menggenjot penjualan produk utamanya seperti panel surya maupun solar system ke luar negeri.
"Untuk menunjang itu, kami berusaha menjaga dan meningkatkan level pelayanan seperti ketepatan waktu pemesanan dan lain-lain," terang dia.
Asal tahu saja, panel surya menjadi penopang utama kinerja di kuartal I-2020 dengan nilai penjualan sebesar Rp 63,36 miliar. Adapun penjualan solar system tercatat sebesar Rp 18,31 miliar di periode yang sama.
Kurniadi menambahkan, proyek pembangunan pabrik panel surya di Cisalak, Jawa Barat dipastikan tetap berlanjut walau sempat terkendala akibat pandemi Covid-19. Pihak masih tetap mengupayakan agar pabrik tersebut dapat beroperasi di tahun ini.
Dalam catatan Kontan.co.id, pabrik panel surya tersebut kelak dapat memproduksi 100 megawatt (MW) cell.

Sumber : KONTAN.CO.ID