Spekulasi Pemotongan Suku Bunga Mereda, Dolar Dekati Level Puncak 2 Tahun
Tuesday, January 14, 2025       14:11 WIB

Ipotnews - Dolar AS mendekati level tertingginya dalam lebih dari dua tahun, Selasa, karena trader mengurangi spekulasi pemotongan suku bunga AS tahun ini, setelah data ekonomi yang kuat, sementara kekhawatiran investor tentang kesehatan fiskal Inggris membuat poundsterling yang loyo menjadi sorotan.
Dengan Presiden terpilih Donald Trump yang akan kembali ke Gedung Putih minggu depan, fokus telah tertuju pada kebijakannya yang menurut sejumlah analis bakal meningkatkan pertumbuhan, juga menambah tekanan harga.
Ancaman tarif bersama dengan pendekatan terukur Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga tahun ini mengangkat imbal hasil US Treasury dan dolar, menempatkan euro, pound, yen, dan yuan di bawah tekanan, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Selasa (14/1).
Prashant Newnaha, analis TD Securities, mengatakan fokus pasar sekarang tampaknya bergeser ke arah kemungkinan tarif Amerika Serikat dapat dinaikkan secara bertahap.
"Penurunan USD tadi malam terhadap berita utama tersebut menunjukkan ketakutan tarif telah diperhitungkan," kata Newnaha, mengacu pada laporan  Bloomberg  yang memperlihatkan pemerintahan Trump dapat mengambil pendekatan bertahap terkait tarif.
"Dan jika berita ini terus berlanjut hingga pelantikan Trump, kemungkinan besar imbal hasil US Treasury dan USD akan turun sementara ekuitas AS berbalik naik."
Euro stabil di posisi USD1,02545 tetapi melayang mendekati level terendah lebih dari dua tahun di USD1,0177 yang dicapai pada sesi Senin. Mata uang tunggal tersebut berjuang pada awal tahun ini setelah anjlok lebih dari 6% pada 2024 karena investor khawatir tentang pertumbuhan ekonomi yang lemah di kawasan itu dan ancaman tarif.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback versus sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,16% menjadi 109,59, tidak jauh dari level tertinggi 26 bulan di 110,17 yang dicapai pada sesi Senin.
Setelah laporan ketenagakerjaan yang solid, Jumat, memperkuat dukungan untuk sikap hati-hati the Fed terhadap pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut tahun ini, fokus investor sekarang tertuju pada laporan inflasi konsumen AS yang akan dirilis Rabu.
Trader memperkirakan pelonggaran 29 basis poin tahun ini, lebih rendah dari 50 basis poin yang diproyeksikan the Fed pada Desember, ketika bank sentral mengguncang pasar dengan pendekatannya yang terukur terhadap pemotongan suku bunga karena kekhawatiran inflasi.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun menyentuh level tertinggi dalam 14 bulan sebesar 4,799%, Senin, dalam perdagangan yang bergejolak sebelum akhirnya turun kembali. Imbal hasil tersebut stabil di 4,7656% pada sesi Selasa.
Analis ING mengatakan kombinasi dari penguatan dolar dan imbal hasil US Treasury yang lebih tinggi menekan arus keuangan ke seluruh dunia dan mulai menimbulkan masalah.
"Dengan menggunakan era tarif 2018-2019 sebagai contoh, kami memperkirakan dolar akan tetap kuat sepanjang tahun," kata analis ING, seraya menambahkan bahwa medan pertempuran pasar valas yang paling penting saat ini adalah dolar/yuan - di mana PBOC masih mampu bertahan bahkan ketika tekanan depresiasi meningkat.
People's Bank of China Bank ( PBOC ) meluncurkan serangkaian langkah dalam beberapa hari terakhir untuk mendukung mata uangnya yang lemah, termasuk rencana untuk memarkir lebih banyak dolar di Hong Kong guna memperkuat yuan dan meningkatkan arus modal dengan mengizinkan perusahaan meminjam lebih banyak dari luar negeri.
Yuan berpindah tangan di 7,3306 per dolar, sedikit lebih kuat dari penutupan Senin. Yuan di pasar offshore terakhir berada di posisi 7,3472.
Pound menjadi sasaran trader mata uang global dengan pasar Inggris yang terpukul oleh melonjaknya imbal hasil obligasi. Kendati imbal hasil yang lebih tinggi sering mendukung mata uang tersebut, di Inggris para analis memperkirakan biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat memaksa pemerintah untuk mengendalikan pengeluaran atau menaikkan pajak guna memenuhi aturan fiskalnya, yang berpotensi membebani pertumbuhan di masa mendatang.
Terakhir, pound mencapai USD1,2211 setelah menyentuh USD1,21 pada sesi Senin, level terendah sejak November 2023.
Yen stabil di 157,55 per dolar, menjauh dari level terendah hampir enam bulan yang dicapai minggu lalu, dengan trader bersiap untuk pertemuan kebijakan Bank of Japan minggu depan, di mana pasar memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 57%.
Dolar Australia menguat 0,26% menjadi USD0,6192, setelah mencapai level terlemahnya sejak April 2020, Senin. Dolar Selandia Baru naik 0,47% menjadi USD0,5609, melayang di dekat level terendah dua tahun yang dicapai pada sesi sebelumnya. (ef)

Sumber : Admin