Wall Street Berakhir Variatif: Dow +0,25%, S&P 500 +0,16% dan Nasdaq -0,06%
Thursday, January 09, 2025       05:16 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir sedikit berubah, Rabu, dalam sesi yang berjuang untuk mencari arah yang jelas, setelah investor mencerna dampak dari dua data ketenagakerjaan yang saling bertentangan dan sebuah laporan yang mengatakan Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan deklarasi darurat ekonomi nasional pada inflasi.
Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 106,84 poin, atau 0,25%, menjadi 42.635,20, S&P 500 naik 9,20 poin, atau 0,16%, menjadi 5.918,23 dan Nasdaq Composite Index turun 10,80 poin, atau 0,06%, menjadi 19.478,88, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Rabu (8/1) atau Kamis (9/1) pagi WIB.
Delapan dari 11 sektor S&P 500 membukukan kenaikan, dipimpin indeks healthcare yang meningkat 0,53%.
Indeks Russell 200 yang melacak emiten berkapitalisasi kecil yang berfokus pada domestik melemah 0,48% atau 10,84 poin menjadi 2.238,96.
"Inflasi adalah kartu liar pada 2025. Ada banyak hal yang berpotensi memiliki risiko untuk menggeser inflasi kembali ke atas," kata Charlie Ripley, analis Allianz Investment Management.
Risalah rapat Federal Reserve pada 17-18 Desember, Rabu, menunjukkan para pejabat melihat risiko yang meningkat bahwa tekanan harga mungkin tetap kuat ketika policymaker mulai bergulat dengan dampak kebijakan yang diprediksi dari pemerintahan Trump.
Sentimen pasar terlihat rapuh setelah laporan  CNN  mengatakan Trump sedang mempertimbangkan untuk membangun program tarif baru dengan menggunakan International Economic Emergency Powers Act, yang memberi wewenang kepada presiden untuk mengelola impor selama keadaan darurat nasional.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai puncaknya di 4,73%, level tertinggi sejak 25 April, dan sedikit menurun ke posisi 4,677% pada sesi petang.
Menjelang Trump menduduki Gedung Putih akhir bulan ini, kekhawatiran tentang potensi biaya tambahan pada mitra dagang Amerika membuat investor ketar-ketir karena sejumlah kebijakannya, termasuk deportasi massal dan tarif, dapat memicu tekanan inflasi.
"Jika tarif yang lebih luas diterapkan, hal itu dapat berdampak jangka pendek pada inflasi," kata Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital LLC. "The Fed akan duduk dan melihat apakah dia (Trump) benar-benar memberlakukan tarif hukuman dan jika dia melakukannya, seberapa besar dampak inflasi potensial itu akan diimbangi oleh pemotongan belanja pemerintah."
Saham megacap bergerak variatif dengan Microsoft naik 0,52%, sementara Alphabet dan Meta melorot masing-masing 0,79% dan 1,16%.
Investor juga menelaah Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang menunjukkan pertumbuhan payrolls swasta melambat tajam pada Desember, meski laporan Departemen Tenaga Kerja yang terpisah mengatakan klaim pengangguran untuk minggu sebelumnya turun.
Jumat, pemerintah akan menerbitkan laporan ketenagakerjaan periode Desember yang diawasi ketat.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga, dan trader sekarang memperkirakan pemangkasan pertama tahun ini pada pertemuan Mei atau Juni, menurut FedWatch Tool CME Group.
Gubernur Fed, Christopher Waller, mengatakan inflasi akan terus turun pada 2025 dan memungkinkan bank sentral untuk lebih lanjut memotong suku bunga, meski dengan kecepatan yang tidak pasti.
Saham EBay melambung 9,86% setelah Meta Platforms mengatakan akan meluncurkan uji coba yang memperlihatkan daftar perusahaan e-commerce tersebut di Facebook Marketplace.
Edison International ambles 10,18%. Anak perusahaannya di California memutus aliran listrik ke pelanggan untuk mencegah kerusakan pada jalur distribusi akibat kebakaran hutan.
Saham komputasi kuantum Rigetti Computing dan IonQ anjlok lebih dari 40%, sementara Quantum Computing merosot 39% setelah bos Nvidia, Jensen Huang, mengatakan komputer yang berbasis pada teknologi baru itu masih akan bertahan hingga 30 tahun lagi.
Pasar akan ditutup pada sesi Kamis untuk hari berkabung nasional guna memperingati kematian mantan Presiden Jimmy Carter.
Saham yang turun jumlahnya lebih banyak daripada yang naik dengan rasio 1,21:1 di NYSE dan dengan rasio 1,98:1 di Nasdaq.
S&P 500 membukukan 4 level tertinggi baru dan 29 terendah baru dalam 52 minggu, sementara Nasdaq Composite mencatat 42 tertinggi baru dan 116 terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 15,86 miliar saham, dibandingkan rata-rata 12,29 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-UnitedHealth (1,94%)
-Coca-Cola (1,36%)
-3M (1,33%)
Saham berkinerja terburuk
-J&J (-2,71%)
-Walt Disney (-1,48%)
-Nike (-1,16%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-eBay (9,81%)
-Boston Scientific (4,29%)
-CarMax (3,54%)
Saham berkinerja terburuk
-Edison (-10,17%)
-Moderna (-9,17%)
-ON Semiconductor (-7,05%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-CURRENC (182,01%)
-Sana Biotechnology (160,61%)
-Accolade (104,78%)
Saham berkinerja terburuk
-DatChat (-64,05%)
-Jasper Therapeutics (-60,53%)
-XTI Aerospace (-55,74%)

Sumber : Admin