Wall Street Terbebani Tensi AS-China, Dow Akhiri Keperkasaan Tiga Sesi
Friday, May 29, 2020       04:38 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street ditutup lebih rendah, Kamis, menghapus kenaikan kuat di awal sesi, setelah Presiden Donald Trump mengatakan akan menggelar konferensi pers mengenai China, Jumat.
Dow Jones Industrial Average turun 147,63 poin, atau 0,58%, menjadi 25.400,64, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Kamis (28/5) atau Jumat (29/5) pagi WIB. Pada sesi tertingginya, Dow naik 210 poin. Pelemahan Kamis merupakan yang pertama bagi Dow dalam tiga hari.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 melemah 0,21% atau 6,40 poin menjadi 3.029,73, mengembalikan lompatan 1,1%. Nasdaq Composite Index berkurang 0,46% atau 43,37 poin menjadi 9.366,99. Nasdaq dan S&P 500 sama-sama mengakhiri penguatan beruntun tiga hari.
Pengumuman Trump mengemuka setelah Kongres Rakyat Nasional China menyetujui RUU keamanan nasional untuk Hong Kong. RUU itu akan mem- bypass  legislatif Hong Kong, meningkatkan kekhawatiran akan umur panjang prinsip "satu partai, dua sistem" Hong Kong, yang memungkinkan kebebasan tambahan yang tidak dimiliki China daratan.
"Jika respons HK melibatkan sanksi luas terhadap individu atau entitas, itu akan menjadi masalah yang lebih besar dan bukan sesuatu yang dapat dengan mudah diabaikan (oleh pasar)," kata Adam Crisafulli, analis Vital Knowledge.
Valuasi saham "terlalu tinggi secara umum dan tidak memberikan ruang bagi kesalahan kendati investor kurang memperhatikan peningkatan ketegangan AS-China."
Trump juga menyalahkan Beijing atas wabah virus korona yang menewaskan 100.000 orang Amerika dan menambah ketidakpastian baru pada prospek keterpilihannya kembali pada pilpres tahun ini.
Perkembangan itu membuat investor khawatir kembalinya perang dagang AS-China.
"Saat ini, itu hanya pembicaraan, tetapi kita tidak dapat mengabaikan sepenuhnya karena seperti yang telah kita lihat di masa lalu dengan hal-hal semacam ini, begitu meningkat, itu meningkat dengan sangat cepat," kata JJ Kinahan, Kepala Strateg Pasar TD Ameritrade.
Saham Facebook dan Netflix masing-masing merosot lebih dari 1% sementara Amazon dan Alphabet membukukan kerugian kecil. Saham perbankan menyerahkan kembali kenaikan kuat pekan ini. Citigroup anjlok 5,9% sementara Bank of America merosot 4,3%. Wells Fargo turun 2,6% dan JPMorgan Chase tergelincir 1,5%.
Saham diperdagangkan lebih tinggi untuk sebagian besar sesi karena data pengangguran terbaru mengisyaratkan kerusakan ekonomi terburuk dari pandemi virus korona mungkin sudah berakhir.
Kamis, Departemen Tenaga Kerja mengatakan 2,1 juta orang Amerika lainnya mengajukan tunjangan pengangguran, pekan lalu. Itu lebih dari perkiraan  Dow Jones  yakni 2,05 juta. Yang pasti, laju pengajuan baru menurun dari minggu-minggu sebelumnya. Klaim berkelanjutan, yang mewakili gambaran pengangguran yang lebih baik, anjlok hampir 4 juta dalam penurunan pertamanya sejak wabah virus korona merebak.
Pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS juga anjlok 17,2 persen pada April, setelah penurunan tajam serupa pada Maret, menurut Departemen Perdagangan.
Meski mencatatkan pelemahan pada sesi Kamis, indeks utama Wall Street semuanya menguat untuk pekan ini. S&P 500 dan Dow masing-masing melambung 2,5% dan 3,8%, sedangkan Nasdaq naik 0,5% minggu ini.
Para pedagang mengatakan reli pekan ini sebagian besar didorong optimisme tentang pembukaan kembali ekonomi Amerika Serikat.
"Stimulus terbesar bagi perekonomian adalah pembukaan kembali yang aman," kata Gregory Faranello, analis AmeriVet Securities. "Pada akhirnya, pembukaan kembali dengan sendirinya akan secara bertahap menunjukkan peningkatan, meski sisi permintaan yang sebenarnya masih belum jelas." (ef)

Sumber : Admin