Wall Street Variatif: Dow Jatuh untuk Hari Keempat, S&P 500 dan Nasdaq Ceria
Wednesday, May 11, 2022       04:38 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berfluktuasi, Selasa, dan Dow tergelincir untuk hari keempat ketika indeks utama itu berjuang untuk bangkit kembali dari serangan jual besar-besaran.
Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 84,96 poin atau 0,26% menjadi 32.160,74, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Selasa (10/5) atau Rabu (11/5) pagi WIB.
Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 naik tipis 0,25% atau 9,81 poin menjadi 4.001,05, sedangkan Nasdaq Composite Index menguat 0,98% atau 114,42 poin menjadi ditutup pada posisi 11.737,67.
Pasar berjuang untuk memilih arah, Selasa, dalam sesi perdagangan yang tidak menentu yang membuat indeks utama bergerak antara keuntungan dan kerugian. Pada satu titik, Dow naik lebih dari 500 poin tetapi kemudian turun ke sesi terendah sekitar 350 poin.
"Kita berada di pasar di mana kita tidak dapat mempertahankan reli apa pun," ujar Paul Hickey, analis Bespoke Investment Group. "Ini tidak terlalu mengejutkan mengingat tren keseluruhan yang kita lihat selama beberapa hari terakhir dan saya pikir kita hanya akan melihat hal ini lebih banyak lagi ke depan."
Saham teknologi yang terpukul memimpin kenaikan Selasa. Microsoft dan Apple melonjak lebih dari 1%, serta Intel dan Salesforce melambung lebih dari 2%. Sektor itu mengalami kerugian terbesar dalam beberapa pekan terakhir karena investor pindah dari area pertumbuhan menuju  safe-haven , seperti  consumer staples  dan utilitas di tengah kekhawatiran resesi.
Sementara itu, IBM tergelincir hampir 4%. Home Depot, 3M dan JPMorgan Chase masing-masing merosot sekitar 2%, menyeret indeks Dow ke zona merah.
Imbal hasil US Treasury turun dari tertinggi multi-tahun dan  yield  surat utang bertenor 10-tahun diperdagangkan di bawah 3% setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2018 pada sesi Senin.
Sebagian besar pergerakan pasar baru-baru ini didorong oleh Federal Reserve dan seberapa agresifnya akan bertindak untuk mengekang kenaikan inflasi. Di samping itu, investor terus memantau konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan penguncian di China.
"Tanpa sesuatu yang membuat orang merasa bahwa salah satu tekanan itu akan mereda, saya pikir kita akan melihat pasar yang sebagian besar terasa tanpa arah," kata Tim Lesko, analis Mariner Wealth Advisors.
Pergerakan Selasa terjadi setelah S&P 500 jatuh di bawah level 4.000 menuju posisi 3.975,48, Senin. Ini menandai titik terlemah indeks tersebut sejak Maret 2021. S&P 500 anjlok sekitar 17% dari level tertinggi 52-minggu ketika Wall Street berjuang untuk pulih dari kerugian minggu lalu.
Di sisi laporan keuangan, Peloton Interactive anjlok 8,7% setelah mengumumkan kerugian yang lebih luas dari perkiraan pada kuartal terakhir. Saham AMC merosot 5,4% didorong laba kuartalan baru-baru ini.
Investor menantikan data IHK April, dirilis Rabu, yang diperkirakan sedikit di bawah 8,5% pada Maret dan dapat menandakan bahwa inflasi telah mencapai puncaknya. (ef)

Sumber : Admin