Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir lebih rendah, Selasa, karena investor membukukan keuntungan dari reli pasca-pemilu dan bersikap hati-hati menjelang data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis minggu ini.
Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup turun 17,36 poin, atau 0,29%, menjadi 5.983,99, sementara Nasdaq Composite Index melemah 17,36 poin, atau 0,09%, menjadi 19.281,40, dan Dow Jones Industrial Average menyusut 382,15 poin, atau 0,86%, jadi 43.910,98, demikian laporan Reuters dan CNBC , di New York, Selasa (12/11) atau Rabu (13/11) pagi WIB.
Ketiga indeks utama itu melesat ke rekor tertinggi sejak pemilu AS pada 5 November karena investor berspekulasi pada dorongan ekuitas dari pemotongan pajak yang diusulkan Presiden terpilih Donald Trump dan prospek kebijakan regulasi yang lebih longgar.
Namun, antusiasme investor menurun pada sesi Selasa. Saham Eropa anjlok 2% setelah perumus kebijakan Bank Sentral Eropa memperingatkan bahwa tarif yang lebih tinggi dari Trump akan menghambat pertumbuhan global.
Sejumlah saham yang diprediksi berkinerja ciamik di bawah Trump menyerahkan keuntungannya dengan pabrikan mobil listrik Tesla jatuh selama sesi Selasa setelah melambung hampir 40% sejak pemilu.
Indeks berkapitalisasi kecil Russell 2000 ditutup merosot 1,82% atau 44,40 poin menjadi 2.390,58 setelah mencapai level tertinggi tiga tahun pada sesi Senin. Dan kenaikan imbal hasil US Treasury memukul ekuitas karena investor obligasi memperhitungkan kebijakan Trump.
"Imbal hasil US Treasury 10-tahun menciptakan hambatan terhadap reli ekuitas. Ada semacam sinyal yang saling bertentangan di mana investor merayakan semua inisiatif pertumbuhan ini tetapi pasar obligasi menolak," kata Jack Ablin, Chief Investment Officer Cresset Capital.
"Masalahnya adalah antara tarif, pemotongan pajak, dan pembatasan imigrasi, yang benar-benar mendorong terciptanya tekanan inflasi yang tidak dapat diabaikan oleh pasar obligasi."
Russell Price, Kepala Ekonom Ameriprise Financial, mengatakan kejatuhan saham di luar negeri menambah tekanan pada ekuitas Wall Street, bersamaan dengan aksi ambil untung menjelang rilis data inflasi Amerika.
"Ketika membuka perdagangan, kita sudah mengalami beberapa penurunan dengan pergerakan yang sangat kuat yang telah kita alami, investor cenderung mencari untung untuk berjaga-jaga jika saham terus merosot," ujar Price.
Yang menjadi perhatian investor adalah data inflasi harga konsumen, Rabu, diikuti inflasi harga produsen dan data penjualan eceran akhir pekan ini, karena sederat data tersebut dapat memberikan petunjuk tentang jalur kebijakan Federal Reserve ke depan.
Data tersebut menghadirkan risiko jangka pendek bagi investasi, tutur Price. "Kemungkinan besar data tersebut berkontribusi pada sedikit penurunan yang kita lihat hari ini."
Pasar mengurangi ekspektasi untuk pemotongan suku bunga selama tahun depan, mengingat data ekonomi yang kuat dan kemungkinan dampak inflasi dari beberapa kebijakan Trump.
Presiden Bank Sentral Federal Minneapolis, Neel Kashkari, Selasa petang, mengatakan kebijakan moneter Amerika "cukup ketat," dengan biaya pinjaman jangka pendek terus memperlambat laju inflasi dan ekonomi, tetapi tidak terlalu banyak.
Presiden Bank Sentral Richmond, Thomas Barkin, mengatakan bank sentral AS siap merespons jika tekanan inflasi meningkat atau pasar kerja melemah.
Perusahaan bioteknologi Novavax anjlok setelah memangkas perkiraan pendapatan tahunannya karena penjualan vaksin Covid-19 yang lebih rendah dari ekspektasi.
Honeywell mencapai rekor tertinggi setelah investor aktivis Elliott Investment mengatakan meningkatkan kepemilikan sahamnya lebih dari USD5 miliar di konglomerasi industri tersebut. (Investing/ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Honeywell (3,87%)
-Microsoft (1,22%)
-Amazon.com (1,02%)
Saham berkinerja terburuk
-Amgen (-7,14%)
-Intel (-3,47%)
-Dow (-2,66%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Tyson Foods (6,53%)
-DexCom (5,73%)
-Live Nation Entertainment (4,77%)
Saham berkinerja terburuk
-Mosaic (-7,78%)
-GE Vernova LLC (-7,42%)
-Amgen (-7,14%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-BTC Digital (316,67%)
-Nano Labs ADR (134,04%)
-Next Tech Holding (76,52%)
Saham berkinerja terburuk
-Atlantic Coastal Acquisition II (-45,32%)
-Neurogene (-44,08%)
-Rockwell Medical (-39,14%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM