Ipotnews - Dampak pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah serentak 27 November 2024 diprediksi minim terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ).
Mengutip data aplikasi IPOT pada Senin (25/11) pukul 14.36 WIB, IHSG sedang bergerak menguat dari 7.161 menjadi 7.318, naik 158 poin atau 2,2% dalam seminggu terakhir.
Praktisi pasar modal dan dosen Magister Ekonomi Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti, Hans Kwee melihat pelaku pasar tidak akan terlalu fokus menanti hasil pilkada serentak Rabu mendatang. "Siapapun kepala daerah yang terpilih, dinilai tidak memiliki arah kebijakan ekonomi yang terlalu berbeda. Sama saja," kata Hans saat dihubungi Ipotnews, hari ini.
Walau demikian, Hans mengakui kegiatan kampanye menjelang Pilkada serentak bisa sedikit membantu pertumbuhan ekonomi. "Karena hingar bingar pengumpulan massa biasanya disertai peningkatan belanja konsumsi masyarakat," ujar Hans.
Sebagai informasi, tercatat ada 545 daerah yang menggelar pilkada serentak 2024 di waktu yang sama. Jumlah itu terdiri dari 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota.
Pada 27 November besok, seluruh masyarakat Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih bisa mencoblos kepala daerah pilihannya untuk memimpin pada periode 2024-2029. Pemilihan ini ditujukan untuk memilih gubernur, wali kota, bupati, serta wakilnya di sejumlah daerah secara serentak.
Pilkada serentak pertama dalam sejarah ini akan menjadi persaingan partai politik dan tokoh-tokoh yang maju. Perkembangan di Pilkada ini menjadi penting karena menjadi barometer kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di daerah.
Dengan besarnya wewenang kepala daerah di era otonomi daerah saat ini, pilkada juga menjadi penting karena bisa berdampak besar terhadap kebijakan pembangunan, terutama perijinan maupun pengendalian inflasi daerah yang pasti mempengaruhi inflasi nasional.(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM
