Wall Street Finis Menguat Setelah Data Aktivitas Bisnis AS Melonjak
Saturday, November 23, 2024       07:46 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street ditutup menguat pada Jumat (22/11) pekan ini, dengan ketiga indeks utama mencatat kenaikan mingguan. Investor mendapat sentimen positif dari data yang menunjukkan aktivitas ekonomi yang kuat di Amerika Serikat.
Indeks aktivitas bisnis melonjak ke level tertinggi dalam 31 bulan pada November, didorong oleh ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan kebijakan yang lebih ramah bisnis dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump tahun depan.
Indeks Russell 2000, yang berfokus pada saham-saham domestik berkapitalisasi kecil, naik 1,8% dan mencatat kenaikan mingguan sebesar 4,3%. Indeks ini mencapai level tertinggi dalam lebih dari seminggu.
Namun, saham Alphabet Inc. turun 1,7% setelah merosot 4% pada Kamis, di tengah gugatan Departemen Kehakiman AS yang menuduh perusahaan itu memonopoli pencarian online.
Sementara itu, Nvidia tergelincir 3,2% setelah memberikan proyeksi kuartalan yang mengecewakan pada Rabu.
Saham bernilai tinggi (value stocks) dalam indeks S&P 500 naik 0,78%. Sementara saham pertumbuhan (growth stocks) melemah. "Saya melihat adanya perubahan kepemimpinan dari sektor teknologi ke sektor lain. Kapitalisasi kecil dan saham bernilai tinggi mulai menunjukkan performa lebih baik," kata Mark Hackett, Kepala Riset Investasi di Nationwide.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 426,16 poin (0,97%) menjadi 44.296. Sementara Indeks S&P 500 bertambah 20,63 poin (0,35%) ke 5.969. Adapun Indeks Nasdaq Composite meningkat 31,23 poin (0,16%) ke 19.003.
Saham industri menjadi pendorong utama S&P 500 dengan kenaikan 1,36%. Sedangkan sektor konsumsi diskresioner mencatatkan penurunan terbesar, melemah 0,69%. Secara mingguan, S&P 500 naik 1,68%, Nasdaq menguat 1,73%, dan Dow Jones mencatat kenaikan 1,96%.
Ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve pada Desember masih berfluktuasi antara penundaan atau penurunan suku bunga. Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, terdapat kemungkinan 59,6% bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Geopolitik tetap menjadi perhatian pasar minggu ini, terutama setelah laporan mengenai eskalasi konflik Ukraina-Rusia. Investor juga menanti pengumuman dari Trump terkait calon Menteri Keuangan AS. "Pergerakan pasar yang stabil dan kenaikan bertahap mencerminkan sikap investor yang lebih rasional di tengah ketidakpastian global," ujar Hackett.
Saham Gap Inc melonjak 12,8% setelah perusahaan induk Old Navy ini menaikkan proyeksi penjualan tahunannya dan melaporkan awal musim liburan yang kuat. Intuit Inc turun 5,7% setelah memberikan proyeksi pendapatan dan laba kuartal kedua yang berada di bawah ekspektasi analis.
Saham yang naik melampaui yang turun dengan rasio 3,2:1 di New York Stock Exchange ( NYSE ), di mana tercatat 532 level tertinggi baru dan 41 level terendah baru. Di Nasdaq, 3.076 saham naik, sedangkan 1.271 turun, dengan rasio saham yang naik terhadap turun sebesar 2,42:1.
Indeks S&P 500 mencatat 83 level tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq mencatat 179 level tertinggi baru dan 85 level terendah baru. Volume perdagangan di bursa AS mencapai 13,49 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata harian 14,65 miliar saham dalam 20 hari terakhir.
(reuters)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM