Kekhawatiran Trump Menang Kalahkan Sentimen Dovish The Fed, Rupiah Ditutup Melemah
Tuesday, July 16, 2024       15:47 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah sore ini terhadap dolar, karena sentimen negatif makin menguatnya peluang kemenangan Donald Trump dalam pilpres November mendatang pasca peristiwa penembakan dirinya di Pennsylvania. Padahal, kemarin Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell memberi dorongan kuat bagi mata uang emerging market dengan pernyataan dovish bahwa bank sentral AS tak perlu menunggu inflasi di angka target 2 persen untuk memangkas suku bunga.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (16/7) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.180 per dolar AS, posisi tersebut melemah 10 poin atau 0,06% jika dibandingkan akhir perdagangan Senin sore (15/7) kemarin di level Rp16.170 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan rupiah melemah akibat meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan memenangkan Pilpres AS. "Hal ini terjadi ketika upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut tampaknya telah meningkatkan popularitasnya secara signifikan, menempatkannya di depan Joe Biden dalam pemilihan presiden," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Trump yang kemarin resmi menerima nominasi sebagai capres dari Partai Republik,diperkirakan akan memberlakukan kebijakan perdagangan AS yang lebih proteksionis dan berpotensi memperkeras perang dagang dengan China. "Situasi ini bisa meningkatkan inflasi dan mendukung penguatan dolar AS," tambah Ibrahim.
Selain itu, data Produk Domestik Bruto (PDB) China Kuartal II 2024 ternyata lebih lemah dari perkiraan pelaku pasar ini. Hasil ini menimbulkan keraguan atas pemulihan ekonomi di negara tersebut, yang dapat menjadi pertanda buruk bagi permintaan komoditas negara tersebut.
"Selain itu, kepemimpinan Trump apabila menang, dapat menimbulkan lebih banyak hambatan perdagangan bagi China, yang selanjutnya akan melemahkan kinerja perekonomian China," ujar Ibrahim.
Di sisi lain, meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September. Hal ini menyusul pembacaan inflasi yang lemah dan sinyal yang agak dovish dari bank sentral. Ini membantu pelemahan kurs rupiah pada sore ini cukup tipis.
"Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin mengatakan bank tersebut semakin yakin bahwa inflasi akan turun. Meskipun dia tidak secara langsung mengirim pesan mengenai penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya berarti bahwa penurunan suku bunga sudah dekat," jelas Ibrahim.
Di dalam negeri, Bank Indonesia menyampaikan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 tercatat sebesar 407,3 miliar dolar AS atau tumbuh 1,8% (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,5% (yoy) pada April 2024. BI menyebut angka ULN tersebut dalam kondisi masih terkendali.
Ini menjadi sentimen positif yang ikut menahan pelemahan kurs rupiah cukup tipis pada sore ini. "Posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 tercatat sebesar USD191,0 miliar dolar AS, atau secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 0,8% (yoy), setelah pada April 2024 terkontraksi 2,6% (yoy)," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM