Ipotnews - Pengaruh data penjualan ritel dari Amerika Serikat dan China periode Oktober 2024 mendongkrak penguatan tipis rupiah terhadap dolar AS siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (18/11) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.847 per dolar AS, menguat 27 poin atau 0,17% dibandingkan Jumat sore (15/11) di level Rp15.874 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan bahwa data penjualan ritel AS pada Oktober lalu memang sedikit melemah dibanding September. "Ini membuat rupiah menjadi sedikit menguat hari ini," kata Fikri saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Mengutip Apnews, Sabtu (16/11) Departemen Perdagangan AS melaporkan, penjualan ritel meningkat 0,4% dari September ke Oktober. Kenaikan ini lebih rendah dibandingkan lonjakan 0,8 persen pada Agustus ke September.
Sebagian besar kenaikan ini dipengaruhi oleh lonjakan 1,6% pada penjualan di dealer kendaraan bermotor. Selain itu, pembelian di toko elektronik dan peralatan rumah tangga meningkat 2,3%, sementara restoran dan bar mencatat pertumbuhan 0,7%.
Di sisi lain, penjualan di beberapa kategori, seperti toko furnitur, pakaian, dan apotek, mengalami penurunan. Para ekonom menilai pelemahan ini sebagian besar disebabkan oleh dampak badai yang melanda bulan lalu. Penjualan di toko perlengkapan rumah dan taman justru meningkat, diduga sebagai respons terhadap aktivitas perbaikan pasca-badai.
Penjualan ritel Cina pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 4,8% secara year on year (yoy) dari sebelumnya 3,2% yoy, dan lebih tinggi dari estimasi 3,8% yoy. "Ini juga berkontribusi pada penguatan terbatas rupiah hari ini," pungkas Fikri.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM