Ipotnews - Sinyal kehati - hatian Federal Reserve dalam memangkas suku bunga acuan selanjutnya beserta data kinerja ekspor Indonesia per September 2024 yang menurun, berkontribusi terhadap pelemahan kurs rupiah pada dolar Amerika Serikat siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Selasa (15/10) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.576 per dolar AS, melemah 11 poin atau 0,07% dibandingkan penutupan Senin sore (14/10) di level Rp15.565 per dolar AS.
Analis pasar uang, Lukman Leong mengatakan bahwa pernyataan sebagian pejabat the Fed tadi malam memberikan sedikit dorongan penguatan terhadap dolar. "Ini berimbas pada melemahnya rupiah meskipun tidak terlalu besar karena sudah sesuai perkiraan sejak semula," kata Lukman saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan data ekonomi terkini memberi sinyal kepada para pembuat kebijakan bahwa mereka bisa memangkas suku bunga berikutnya dengan tidak terburu-buru daripada yang mereka terapkan pada pertemuan bulan lalu.
"Saya melihat keseluruhan data tersebut sebagai pernyataan bahwa kebijakan moneter harus dilanjutkan dengan lebih hati-hati pada laju penurunan suku bunga daripada yang dibutuhkan pada pertemuan September," kata Waller dalam pernyataan tertulisnya, Senin (14/10), di konferensi di Hoover Institution di Stanford, California.
Di dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai USD22,08 miliar sepanjang September 2024. Nilai ekspor ini turun 5,80% dibandingkan US$ 23,56 miliar pada bulan sebelumnya.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan penurunan ekspor ini dipicu oleh penurunan nilai nonmigas pada September 2024. Nilai ekspor nonmigas juga turun 5,96% dengan nilai USD20,91 miliar. Sementara itu, ekspor migas mencapai USD1,17 miliar atau turun 2,81%.
"Hasil itu juga menjadi sentimen negatif yang ikut mempengaruhi pelemahan kurs rupiah untuk siang ini," pungkas Lukman.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM
