Investor Cermati Arah Kebijakan Tarif Trump, Bursa Wall Street Melempem
Wednesday, July 09, 2025       04:39 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Selasa, dengan indeks S&P 500 mencatat penurunan tipis di tengah kehati-hatian investor menanti arah kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump, setelah serangkaian ancaman tarif baru menimbulkan ketidakpastian di pasar global.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 165,60 poin atau 0,37% menjadi 44.240,76, sementara S&P 500 kehilangan 4,46 poin atau 0,07% jadi 6.225,52, dan sebaliknya, Nasdaq Composite Index menguat tipis 5,95 poin atau 0,03% menjadi 20.418,46, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (8/7) atau Rabu (9/7) pagi WIB.
Pergerakan pasar cenderung fluktuatif, menyusul aksi jual besar-besaran pada sesi Senin akibat pernyataan Trump yang berencana memberlakukan tarif baru terhadap barang dari sejumlah mitra dagang utama seperti Jepang dan Korea Selatan, serta beberapa negara berkembang lainnya mulai Agustus.
Trump memperluas cakupan perang dagangnya pada Selasa dengan mengumumkan tarif impor sebesar 50% terhadap tembaga, dan menyatakan tarif atas semikonduktor dan produk farmasi akan segera diberlakukan. Meski Trump mengklaim bahwa pembicaraan dagang dengan Uni Eropa dan China berjalan baik, dia menegaskan surat pemberitahuan tarif kepada UE akan dikirim dalam beberapa hari ke depan.
"Pasar seperti sedang menahan napas, menunggu kejelasan lebih lanjut soal tarif," kata Carol Schleif, Chief Market Strategist BMO Private Wealth, Minneapolis.
"Fakta bahwa pasar masih bertahan dalam rentang sempit dan hampir menyentuh level tertingginya sepanjang masa mencerminkan sikap investor yang cenderung memberikan toleransi terhadap perkembangan isu-isu terkini," ujarnya.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, hanya lima yang mencatat keuntungan. Indeks sektor energi memimpin penguatan dengan lonjakan 2,72%, didukung kenaikan harga minyak. Sementara itu, sektor defensif seperti consumer staples dan utilitas masing-masing merosot lebih dari 1%.
Indeks saham perusahaan kecil, Russell 2000, justru tampil positif dengan penguatan 0,66%, menunjukkan minat investor terhadap saham small-cap di tengah ketidakpastian makro.
Reaksi pasar yang hati-hati terhadap berita perdagangan kontras dengan volatilitas liar yang terjadi setelah pengumuman tarif "Hari Pembebasan" Trump pada 2 April, yang mendorong Nasdaq turun tajam untuk mengonfirmasi bear market dan membuat Dow dan S&P 500 terkoreksi.
Sejak saat itu, Wall Street bangkit kembali untuk mendapatkan kembali posisi yang hilang, dengan Nasdaq dan S&P 500 melaju ke rekor tertinggi baru minggu lalu, karena laporan pasar tenaga kerja yang solid membantu meredakan kekhawatiran akan resesi.
BofA Global Research dan Goldman Sachs menaikkan target akhir tahun mereka untuk indeks S&P 500, yang secara umum didorong oleh meredanya ketidakpastian kebijakan, pendapatan perusahaan yang tangguh, dan potensi penurunan suku bunga.
Risalah rapat penetapan suku bunga the Fed pada Juni dijadwalkan untuk dirilis Rabu, yang berpotensi memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kapan bank sentral akan melanjutkan siklus pelonggaran kebijakannya.
Pada saham berkapitalisasi besar, Tesla melonjak 1,3% setelah sahamnya mencatat penurunan harian tertajam dalam sebulan pada sesi Senin.
Saham lainnya, penambang tembaga AS Freeport-McMoRan tampaknya diuntungkan oleh gagasan tarif impor yang tinggi pada logam tersebut, dengan sahamnya melambung 2,5%.
Moderna mencatat persentase kenaikan terbesar di S&P 500, melejit 8,8% setelah organisasi medis mengajukan gugatan terhadap Menteri Kesehatan AS Robert F Kennedy Jr dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, dengan alasan bahwa kebijakan vaksin Covid-19 saat ini menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Saham perusahaan tenaga surya berguguran setelah Trump, Senin, mengarahkan lembaga federal untuk memperkuat ketentuan dalam One Big Beautiful Bill Act yang mencabut atau mengubah kredit pajak bagi proyek energi surya dan angin.
SunRun anjlok 11,4% sementara Enphase Energy merosot 3,6% dan SolarEdge Technologies menyusut 1%.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,51 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 156 harga tertinggi baru dan 25 harga terendah baru.
Di Nasdaq, 2.797 saham menguat dan 1.669 saham melemah dengan jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,68 banding 1.
S&P 500 membukukan 17 harga tertinggi baru dalam 52 minggu dan 4 terendah baru sementara Nasdaq Composite mencatat 83 tertinggi baru dan 51 terendah baru.
Di bursa Wall Street tercatat 17,03 miliar lembar saham berpindah tangan dibandingkan rata-rata pergerakan 18,31 miliar lembar saham selama 20 sesi terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Chevron (3,96%)
-Salesforce Inc (1,43%)
-Amgen (1,41%)
Saham berkinerja terburuk
-Nike (-3,41%)
-JPMorgan (-3,15%)
-Walmart (-2,27%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Moderna (8,83%)
-Intel (7,23%)
-Albemarle (7,21%)
Saham berkinerja terburuk
-Fair Isaac (-8,91%)
-First Solar (-6,54%)
-NRG (-4,68%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-ProKidney (515,00%)
-ENDRA Life Sciences (137,37%)
- BTCS (111,07%)
Saham berkinerja terburuk
-Park Ha Biological Tech (-92,71%)
-Above Food Ingredients (-34,51%)
-Unity Biotech (-33,41%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM