Investor Cermati Data Makro AS dan Kinerja Keuangan Emiten, Wall Street Tergelincir
Friday, January 17, 2025       05:34 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street merosot, Kamis, karena lonjakan pada sesi sebelumnya mereda, sementara investor mencermati laporan keuangan perusahaan terbaru dan mengukur data ekonomi untuk menentukan arah pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 68,42 poin, atau 0,16%, menjadi 43.153,13, S&P 500 menyusut 12,57 poin, atau 0,21%, menjadi 5.937,34 dan Nasdaq Composite Index melorot 172,94 poin, atau 0,89%, menjadi 19.338,29, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Kamis (16/1) atau Jumat (17/1) pagi WIB.
Pembacaan inflasi yang jinak meredakan kekhawatiran tentang tekanan harga dan laba bank yang kuat membantu tiga indeks utama Amerika Serikat itu mencatat kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 6 November pada sesi Rabu.
Namun, saham berfluktuasi antara kenaikan dan penurunan moderat, Kamis, setelah data ekonomi menunjukkan belanja konsumen tetap kuat, sementara pasar tenaga kerja juga berada pada posisi yang solid, memberikan ruang bagi the Fed untuk mempertahankan laju yang lambat dalam memangkas suku bunga tahun ini.
"Pasar menghela napas lega kemarin. Sekarang Januari belum diputuskan, tetapi setidaknya pada posisi yang sedikit lebih baik untuk melihat di mana kita akan berakhir, dan kita dapat melihat beberapa data serta sejumlah laporan keuangan dan melihat bagaimana semuanya akan berubah," kata Rick Pitcairn, Chief Global Strategist Pitcairn yang berbasis di Philadelphia.
Saham Morgan Stanley melambung 4,03% setelah bank tersebut mengatakan laba meningkat pada kuartal keempat, didorong gelombang dealmaking, sementara Bank of America turun 0,98%. Bank terbesar kedua di Amerika itu memperkirakan interest income yang lebih tinggi pada 2025.
Investor juga fokus pada komentar dari Gubernur Fed, Christopher Waller, yang mengatakan bank sentral dapat memangkas suku bunga lebih cepat dari ekspektasi karena inflasi kemungkinan akan terus mereda, yang membantu mendorong pelemahan imbal hasil Treasury.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun terakhir turun 3,8 basis poin (bp) menjadi 4,615% dan suku bunga berjangka memperkirakan peluang yang lebih besar bagi the Fed untuk memangkas suku bunga setidaknya 25 bp pada pertemuan Mei.
Saham berjuang setelah reli pasca-pemilu AS, dengan S&P 500 jatuh dalam empat dari lima pekan sebelumnya, tetapi saat ini sedang dalam laju untuk mencetak kenaikan mingguan. Ekonomi yang tangguh, inflasi yang terus bertahan, dan komentar dari perumus kebijakan Federal Reserve memicu kekhawatiran tentang bank sentral yang kurang agresif dalam memangkas suku bunga daripada yang diantisipasi sebelumnya.
Kekhawatiran terus berlanjut tentang potensi tarif dari Presiden terpilih Donald Trump, yang dijadwalkan menjabat pada Senin, yang akan semakin memicu inflasi.
Pilihan Trump untuk Menteri Keuangan, Scott Bessent, mengatakan dolar harus tetap menjadi mata uang cadangan dunia, the Fed harus tetap independen, dan bahwa dia siap untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada sektor minyak Rusia, sambil memperingatkan tentang "bencana ekonomi" jika pemotongan pajak 2017 Trump berakhir tahun ini.
UnitedHealth membebani Dow, anjlok 6,04%, setelah perusahaan asuransi kesehatan itu melaporkan pendapatan kuartal keempat di bawah perkiraan.
Nasdaq terseret turun sebagian oleh kejatuhan Apple sebesar 4,04% setelah data dari firma riset Canalys menunjukkan pembuat iPhone itu dikalahkan pesaingnya, Vivo dan Huawei, sebagai penjual ponsel pintar terbesar di China sepanjang 2024.
Jumlah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,81:1 di NYSE , dan dengan rasio 1,07:1 di Nasdaq.
S&P 500 membukukan 21 tertinggi baru dalam 52 pekan dan sembilan terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 58 tertinggi baru dan 101 terendah baru.
Volume di bursa Wall Street tercatat 14,31 miliar saham, dibandingkan rata-rata 15,75 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Sherwin-Williams (2,09%)
-J&J (1,93%)
-Boeing (1,64%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-6,04%)
-Apple (-4,04%)
-Nvidia (-1,92%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-DexCom (5,52%)
-American Tower (5,41%)
-Constellation Energy (4,81%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-6,04%)
-U.S. Bancorp (-5,64%)
-Texas Instruments (-5,13%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Biomerica (108,75%)
-Katapult (46,82%)
- WANG LEE GROUP (40,28%)
Saham berkinerja terburuk
-Leafly Holdings (-60,90%)
-Luxurban Hotels (-53,50%)
-Powell Max (-43,16%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM