Investor Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah, Wall Street Tergelincir
Tuesday, October 08, 2024       04:36 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir di zona merah, Senin, sementara imbal hasil US Treasury melesat, karena trader mengurangi spekulasi untuk pelonggaran suku bunga Federal Reserve dan khawatir tentang dampak konflik Timur Tengah terhadap harga minyak.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 398,51 poin, atau 0,94%, menjadi 41.954,24, S&P 500 melemah 55,13 poin, atau 0,96%, menjadi 5.695,94 dan Nasdaq Composite Index kehilangan 213,94 poin, atau 1,18%, menjadi 17.923,90, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (7/10) atau Selasa (8/10) pagi WIB.
Sementara, Indeks Volatilitas CBOE , pengukur rasa takut Wall Street, ditutup melambung 3,4 poin atau 17,86% menjadi 22,64, menandai kenaikan poin satu hari terbesar dalam lebih dari sebulan dan level penutupan tertinggi sejak 8 Agustus.
Sambil menunggu musim laporan keuangan kuartalan dan data ekonomi terbaru, investor juga bersiap menghadapi badai besar lainnya, Milton, yang diperkirakan menghantam Amerika Serikat minggu ini. Upaya bantuan sedang dilakukan setelah Helene, badai Kategori-4, menewaskan lebih dari 200 orang di enam negara bagian.
Sentimen yang yang membebani pasar lebih lanjut pada sesi Senin adalah perintah dari hakim AS untuk induk usaha Google, Alphabet, untuk merombak bisnis aplikasi selulernya guna memberi lebih banyak opsi kepada pengguna ponsel Android. Laporan analis juga memacu aksi jual saham Amazon.com dan Apple Inc.
Setelah laporan ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, Jumat, trader menarik diri dari spekulasi untuk pemotongan suku bunga Federal Reserve sebesar 50 basis poin pada November. Trader memperkirakan peluang 86% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dan peluang sekitar 14% bahwa bank sentral tidak akan memotong suku bunga sama sekali, menurut FedWatch Tool CME Group.
Perubahan ekspektasi pemangkasan suku bunga menyebabkan imbal hasil US Treasury melesat, dengan yield bertenor 10 tahun melampaui 4% untuk pertama kalinya dalam dua bulan.
Selain pertemuan the Fed bulan depan, investor menunggu pembacaan inflasi Indeks Harga Konsumen untuk periode September dan dimulainya musim laporan keuangan kuartal ketiga dengan kinerja dari perbank, yang keduanya akan dirilis minggu ini.
"Ini adalah kombinasi dari berbagai hal selama beberapa hari terakhir: laporan ketenagakerjaan, kerusakan akibat badai, harga energi yang tinggi, dan komentar negatif tentang beberapa emiten teknologi berkapitalisasi besar," kata Michael James, Managing Director Wedbush Securities di Los Angeles.
"Semua itu digabungkan hanya membuat hari menjadi menegangkan, dan berita Google mengubah keadaan menjadi aksi jual yang lebih agresif dalam satu jam terakhir."
James menunjuk konflik Timur Tengah sebagai kekhawatiran bagi investor Amerika Serikat yang ketar-ketir tentang dampak perang terhadap perekonomian, termasuk lonjakan harga minyak.
Investor terus mengkhawatirkan tentang bagaimana Israel akan menanggapi serangan rudal Iran. Senin, kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, menembakkan roket ke kota Haifa di Israel sementara pasukan Israel tampak siap untuk memperluas serangan darat ke Lebanon selatan.
Di antara 11 indeks industri utama S&P 500, hanya energi yang menguat, ditutup naik 0,4%. Minyak mentah berjangka WTI melambung 3,7% dalam kenaikan kelima berturut-turut karena ketakutan tentang gangguan pasokan Timur Tengah.
Sektor industri yang mencatat kejatuhan paling tajam adalah utilitas, anjlok 2,3%, diikuti jasa komunikasi, yang mendapat tekanan dari penurunan saham Alphabet sebesar 2,5%.
Penghambat terbesar indeks acuan S&P 500 dari satu saham adalah dari Apple, setelah Jefferies memberikan rating "hold", yang menyebabkan sahamnya merosot 2,3%. Amazon.com ditutup ambles 3% setelah downgrade rating dari Wells Fargo.
Di antara saham yang membukukan kenaikan terbesar adalah Generac Holdings, yang meroket 8,52% karena investor berspekulasi pada permintaan yang kuat untuk generator listrik cadangan di tengah badai yang akan datang.
Saham Pfizer melonjak 2% setelah laporan bahwa investor aktivis Starboard Value mengambil saham sekitar USD1 miliar di perusahaan farmasi tersebut.
Air Products and Chemicals ditutup melambung 9,5% setelah laporan hedge fund Mantle Ridge meningkatkan posisi di perusahaan tersebut.
Di bursa Wall Street tercatat 11,39 miliar saham berpindah tangan dibandingkan rata-rata 12,06 miliar selama 20 sesi terakhir. ( CNBC /ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Boeing (0,59%)
-IBM (0,50%)
-Caterpillar (0,29%)
Saham berkinerja terburuk
-Travelers (-4,34%)
-Amazon.com (-3,06%)
-Walt Disney (-2,90%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Super Micro Computer (15,79%)
-Air Products (9,52%)
-Generac (8,52%)
Saham berkinerja terburuk
-Everest (-8,47%)
-Arch Capital (-6,14%)
-Assurant (-5,53%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Scholar Rock (361,46%)
-Sobr Safe (165,79%)
-Snail (63,73%)
Saham berkinerja terburuk
-Vertex Energy (-51,85%)
-Trevena Inc (-46,58%)
-LakeShore Biopharma (-39,27%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM