Ipotnews - Bursa ekuitas berakhir Wall Street variatif, Senin, dengan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi dan S&P 500 juga menghijau setelah investor mencermati data ekonomi terbaru sambil menunggu pengumuman kebijakan final Federal Reserve tahun ini untuk mengukur arah suku bunga.
Nasdaq Composite Index ditutup melonjak 247,17 poin, atau 1,24%, menjadi 20.173,89, S&P 500 menguat 22,99 poin, atau 0,38%, menjadi 6.074,08, sementara Dow Jones Industrial Average melorot 110,58 poin, atau 0,25%, menjadi 43.717,48, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Senin (16/12) atau Selasa (17/12) pagi WIB.
Pasar hampir sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan dua hari the Fed, Rabu (18/12) atau Kamis (19/12) pagi WIB, dengan peluang 95,4% untuk pemotongan 25 basis poin (bps), menurut FedWatch Tool CME Group.
"Mungkin pasar agak oversold pekan lalu dan dengan kemungkinan hampir 100% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga, Rabu, satu-satunya pertanyaan yang belum terjawab adalah retorika seperti apa, catatan seperti apa yang akan didapatkan investor terkait arahan," kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist CFRA Research, New York.
"Kemungkinan besar ini pemangkasan yang hawkish, artinya mereka akan memotong suku bunga tetapi the Fed akan berbicara tentang bagaimana mereka masih bergantung pada data dan sebagai hasilnya mungkin akan ada lebih sedikit pelonggaran tahun depan daripada yang diperkirakan banyak kalangan."
Di sisi ekonomi, S&P Global mengatakan PMI manufaktur flash-nya turun menjadi 48,3 pada bulan ini, di bawah pembacaan 49,8 dari sejumlah ekonom yang disurvei Reuters dan 49,7 di November. Selain itu, tolok ukur produksi pabrik mencapai level terendah sejak Mei 2020 menjelang prospek tarif yang lebih tinggi yang bakal mendongkrak biaya bahan baku impor tahun depan.
S&P 500 menghentikan penguatan tiga minggu berturut-turut, pekan lalu, dan Dow juga tersungkur, sementara Nasdaq perkasa selama empat minggu beruntun. Dow kini melorot selama delapan sesi berturut-turut, penurunan harian terpanjang sejak Juni 2018.
Sebagian besar saham megacap dan pertumbuhan menghijau, Senin, dengan induk usaha Google, Alphabet, melesat 3,6% dan Tesla melejit 6,1% untuk membantu mengangkat sektor jasa komunikasi dan consumer discretionary, mencatat kinerja terbaik dari 11 sektor utama S&P pada sesi tersebut. Wedbush Securities menaikkan target harga Tesla ke level tertinggi di Wall Street sebesar USD515.
Menjelang keputusan the Fed, data penjualan ritel, yang dirilis Selasa, akan ditelaah untuk tanda-tanda kekuatan berkelanjutan di sektor konsumen.
S&P 500 melambung lebih dari 27% sejauh tahun ini karena optimisme atas pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kecerdasan buatan, dimulainya siklus pemotongan suku bunga the Fed, ekonomi yang tangguh, dan ekspektasi kebijakan pro-bisnis dari pemerintahan Donald Trump yang akan datang membantu mendongkrak ekuitas. Indeks acuan tersebut meroket 58,2% selama dua tahun terakhir, yang akan menandai periode dua tahun terkuatnya sejak lonjakan 65,9% pada 1997 dan 1998.
Honeywell International menguat 3,7% setelah konglomerasi industri itu mengatakan sedang menjajaki pemisahan bisnis kedirgantaraannya.
Volume di bursa Wall Street tercatat 15,33 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,04 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Honeywell (3,68%)
-Amazon.com (2,40%)
-Boeing (2,10%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-4,22%)
-Verizon (-3,31%)
-Chevron (-2,96%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Broadcom (11,21%)
-Tesla (6,10%)
-Micron (5,62%)
Saham berkinerja terburuk
-Super Micro Computer (-8,26%)
-CVS Health Corp (-5,61%)
-Phillips 66 (-5,24%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Sidus Space (220,28%)
-Tonix Pharma (120,37%)
-Syntec Optics Holdings (80,60%)
Saham berkinerja terburuk
-Sobr Safe (-67,79%)
-Zoomcar Holdings (-66,22%)
-Akoustis Tech (-40,03%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM