Investor Telaah Data Makro Jelang Pertemuan The Fed, Wall Street Tergelincir
Friday, December 13, 2024       05:00 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melemah, Kamis, setelah investor mengevaluasi indikator ekonomi utama menjelang pertemuan Federal Reserve pekan depan.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 234,44 poin, atau 0,53%, menjadi 43.914,12, S&P 500 menyusut 32,94 poin, atau 0,54%, menjadi 6.051,25 dan Nasdaq Composite Index berkurang 132,05 poin, atau 0,66%, menjadi 19.902,84, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Kamis (12/12) atau Jumat (13/12) pagi WIB.
Laporan Departemen Tenaga Kerja, Kamis, menunjukkan harga produsen Amerika Serikat meningkat lebih dari perkiraan pada November, meskipun moderasi dalam biaya jasa memperlihatkan kelanjutan dari tren disinflasi yang lebih luas. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran Amerika secara tak terduga melesat, pekan lalu, meningkatkan kekhawatiran tentang ketahanan pasar tenaga kerja.
"Investor hanya mencoba mencari tahu apa yang akan dilakukan the Fed minggu depan? Apakah inflasi benar-benar akan menjadi masalah dan the Fed harus benar-benar memperlambat perannya dalam pemangkasan suku bunga, atau dapatkah mereka melakukannya?" kata Rob Haworth, analis U.S. Bank Wealth Management di Seattle.
Haworth menambahkan ada aksi ambil untung setelah Nasdaq menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada sesi Rabu.
Nasdaq melejit melewati angka 20.000 untuk pertama kalinya, Rabu, didorong oleh reli yang kuat pada saham teknologi. Sementara itu, S&P 500 mencapai level tertinggi dalam hampir seminggu, didukung laporan inflasi yang memperkuat ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan the Fed 17-18 Desember.
Spekulasi trader pada pemangkasan suku bunga pekan depan mencapai lebih dari 98%, menurut FedWatch Tool CME Group. Namun, mereka mengindikasikan ekspektasi jeda pada pertemuan Januari setelah beberapa pejabat the Fed, pekan lalu, menekankan kehati-hatian atas laju pelonggaran kebijakan moneter karena ekonomi tetap tangguh.
Saham megacap dan pertumbuhan menunjukkan kinerja yang variatif, dengan Nvidia merosot 1,4%, sementara Microsoft naik 0,1%.
Adobe anjlok 13,7% setelah pembuat Photoshop itu memperkirakan pendapatan tahun fiskal 2025 di bawah ekspektasi Wall Street, membebani sektor teknologi yang lebih luas.
Dari 11 subsektor utama S&P, hanya saham consumer staples yang menghijau.
Indeks utama Wall Street mencapai rekor tertinggi beberapa kali tahun ini, didorong reli saham teknologi yang memanfaatkan antusiasme seputar kecerdasan buatan dan pemotongan suku bunga the Fed.
Ekuitas Amerika mengakhiri November yang kuat menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden, didukung ekspektasi kebijakan yang ramah bisnis yang meningkatkan laba perusahaan, dan memulai Desember dengan lintasan yang secara umum cukup positif.
Warner Bros. Discovery Inc melejit 15,4% setelah perusahaan media itu mengumumkan rencana untuk memisahkan bisnis TV kabelnya yang sedang menurun dari operasi streaming dan studio.
Nordson merosot 8,2% setelah produsen dispensing-equipment itu memperkirakan pendapatan tahun fiskal 2025 di bawah estimasi Wall Street, sementara perusahaan asuransi kesehatan Centene melonjak 1,9% setelah memperkirakan laba 2025 di atas perkiraan.
Volume di bursa Wall Street tercatat 13,61 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,17 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Coca-Cola (1,93%)
-Merck & Co (1,52%)
-Boeing (1,10%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-3,34%)
-Caterpillar (-2,11%)
-Home Depot (-1,64%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Warner Bros Discovery (15,48%)
-CH Robinson (4,46%)
-West Pharmaceutical Services (4,27%)
Saham berkinerja terburuk
-Adobe (-13,69%)
-Nordson (-8,19%)
-Western Digital (-5,59%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Palisade Bio (68,57%)
-Sealsq (60,87%)
-Himax (44,93%)
Saham berkinerja terburuk
-Sacks Parente Golf (-73,36%)
-Keros (-73,15%)
-Tff Pharma (-60,05%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM