Ipotnews - Tekanan eksternal dari Amerika Serikat masih menjadi faktor penghambat nilai tukar rupiah terbaru dolar AS. Menjelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) November 2024, rupiah melemah.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (20/11) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.860 per dolar AS, melemah 16 poin atau 0,10% dibandingkan Selasa sore (19/11) di level Rp15.844 per dolar AS.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa Bank Indonesia diperkirakan hari ini mempertahankan suku bunga BI di 6,0%.
"Tetapi peluang pemotongan suku bunga BI di masa yang akan datang tetap terbuka, bergantung pada prospek inflasi dalam jangka panjang dan volatilitas rupiah jangka pendek," kata Rully dalam keterangan tertulis hari ini.
Tekanan yang dialami rupiah beberapa waktu terakhir termasuk hari ini karena sentimen yang berasal dari kenaikan imbal hasil obligasi AS dan penguatan indeks dolar AS. "Selama kedua indikator ini terus menunjukkan tren naik, IHSG kemungkinan akan menghadapi tekanan yang berkelanjutan," ujar Rully.
Kondisi ini pada gilirannya akan memberikan tekanan turun pada rupiah. "Situasi ini juga menyebabkan arus keluar modal yang terus berlanjut dari pasar saham maupun obligasi pemerintah," pungkas Rully.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM