Kecemasan Pasar Terhadap Trump Masih Jadi Penyebab Kejatuhan Rupiah Siang Ini
Thursday, November 21, 2024       12:42 WIB

Ipotnews - Kecemasan pelaku pasar terhadap Donald Trump yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, masih menjadi penyebab tekanan yang dialami kurs rupiah terhadap dolar pada siang hari ini.
Mengutip data Bloomberg pada Kamis (21/11) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.939 per dolar AS, melemah 69 poin atau 0,43% dibandingkan Rabu sore (20/11) di level Rp15.870 per dolar AS.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa pelemahan rupiah masih terjadi meski Bank Indonesia telah menahan suku bunga acuan.
"Ini terjadi di tengah tingginya tekanan terhadap nilai tukar karena sentiment global, walaupun BI memutuskan untuk cenderung lebih ke pro-stability stance, sehingga menahan BI rate pada 6,0% kemarin," kata Rully dalam keterangan tertulis hari ini.
Rully melihat saat ini ini masih terlalu berisiko untuk kembali melakukan pelonggaran, seiring tren tren kenaikan indeks dolar. Saat ini sentimen pasar masih diwarnai dengan spekulasi bahwa the Fed tidak akan menurunkan suku bunga di tahun 2025 sebesar yang diharapkan.
"Meskipun kemungkinan masih akan menurunkan di bulan Desember 2024, sebesar 25 bps menjadi 4,5%," pungkas Rully.
Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS tampak memberikan kekhawatiran tersendiri bagi pelaku pasar keuangan domestik maupun global. Gubernur BI, Perry Warjiyo pun menegaskan beberapa hal penting pasca kemenangan Trump.
Perry menyampaikan bahwa kebijakan ekonomi dan politik AS ke depan dinilai akan inward looking alias berorientasi ke dalam negeri. Dengan demikian, AS tak akan ragu kembali menerapkan tarif perdagangan tinggi.
"Kepada negara-negara mitra itu tentu saja akan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi terutama kepada negara-negara yang mengalami surplus besar terhadap AS," ujar Perry dalam paparan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (20/11).
Negara-negara tersebut antara lain China, Uni Eropa, Meksiko dan sejumlah negara lain termasuk Vietnam. Ini akan menambah sentimen negatif bagi kurs rupiah.
(Adhitya)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM