Reli Greenback Terhenti Sementara, Pemodal Sedang Giat Buru Aset Berisiko
Saturday, October 19, 2024       07:56 WIB

Ipotnews - Dolar Amerika Serikat melemah pada hari Jumat (18/10) akhir pekan ini, setelah mencatatkan kenaikan selama lima hari berturut-turut. Pelemahan ini terjadi seiring meningkatnya minat investor terhadap aset berisiko setelah stimulus baru dari Tiongkok yang mendukung pasar ekuitas global, termasuk saham Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok meluncurkan dua skema pendanaan untuk mendukung pasar sahamnya, yang disambut baik oleh investor. Saham Tiongkok naik tajam, diikuti oleh pasar lainnya seperti S&P 500 dan Nasdaq. Peningkatan ini juga menguatkan yuan Tiongkok serta mata uang komoditas seperti dolar Australia dan Kanada, sementara dolar AS sebagai aset safe haven tertekan.
Meski dolar AS melemah, indeks dolar yang mengukur nilainya terhadap enam mata uang utama lainnya masih menuju kenaikan mingguan ketiga, dengan peningkatan 0,6% selama minggu ini. Sepanjang bulan ini, indeks telah naik sekitar 2,7%, menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 2023. Pada hari Jumat, indeks dolar turun 0,3% ke level 103,49, penurunan harian terbesar sejak akhir September.
Erik Bregar, direktur manajemen risiko FX & logam mulia di Silver Gold Bull, Toronto, menyatakan bahwa pelemahan dolar ini didorong oleh berita dari Tiongkok yang meluncurkan langkah-langkah untuk mendukung pasar saham. "Ini meningkatkan saham Tiongkok dan sentimen risiko secara umum, yang memberikan tekanan pada pasangan dolar/yuan dan mendorong euro/dolar, memicu pelemahan dolar," ujarnya.
Namun, menurut Bregar, pelemahan dolar ini bersifat sementara. Dalam beberapa minggu terakhir, dukungan terbesar bagi dolar berasal dari perubahan ekspektasi kebijakan Federal Reserve yang lebih moderat. Setelah serangkaian data ekonomi AS yang solid, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada September, yang sebelumnya memicu ekspektasi adanya pemotongan suku bunga lanjutan.
Jane Foley, kepala strategi FX di Rabobank, London, menyatakan bahwa spekulasi terkait pemotongan suku bunga besar lainnya telah memudar setelah data ekonomi menunjukkan ketahanan ekonomi AS. Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan besar The Fed akan hanya memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan.
Pada perdagangan sore, dolar melemah 0,5% terhadap yen Jepang menjadi 149,51, meski secara mingguan naik 0,8%. Dolar sempat menembus level 150 untuk pertama kalinya sejak awal Agustus pada hari Kamis. Sementara itu, euro naik 0,3% menjadi $1,0865, mengakhiri penurunan delapan hari berturut-turut dan mencatat kenaikan harian terbesar sejak akhir September.
Pound Inggris juga menguat 0,2% menjadi $1,3042 setelah data penjualan ritel Inggris tumbuh lebih baik dari perkiraan, memberikan keyakinan lebih terhadap kekuatan ekonomi Inggris.
Di pasar cryptocurrency, bitcoin mendapat dorongan dari meningkatnya peluang kemenangan Donald Trump dalam pemilu presiden AS, karena kebijakan pemerintahannya dianggap lebih lunak terhadap regulasi kripto. Bitcoin naik 2,8% menjadi $68.781, dan telah naik lebih dari 10% sejak 10 Oktober.
(reuters)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM