Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street merosot, Selasa, dan Dow melemah selama sembilan sesi berturut-turut, karena investor bersikap hati-hati menjelang pengumuman kebijakan terakhir Federal Reserve tahun ini setelah data ekonomi menunjukkan belanja konsumen Amerika Serikat tetap solid.
Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 267,58 poin, atau 0,61%, menjadi 43.449,90, S&P 500 turun 23,47 poin, atau 0,39%, menjadi 6.050,61 dan Nasdaq Composite Index menyusut 64,83 poin, atau 0,32%, menjadi 20.109,06, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Selasa (17/12) atau Rabu (18/12) pagi WIB.
Sementara Nasdaq mencapai rekor tertinggi pada sesi Senin dan S&P 500 melambung hampir 27% sejauh tahun ini, Dow baru-baru ini mengalami kesulitan dan mencatat penurunan harian kesembilan berturut-turut, kerugian terpanjang sejak Februari 1978.
Penjualan ritel AS meningkat lebih dari ekspektasi sepanjang November, sebagian didorong oleh akselerasi pembelian kendaraan bermotor, konsisten dengan momentum yang mendasarinya yang kuat dalam ekonomi yang tangguh.
Investor sebagian besar fokus pada pengumuman kebijakan the Fed, Rabu, hampir sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Yang menjadi perhatian khusus adalah ringkasan proyeksi ekonomi (SEP) the Fed dan komentar dari Chairman Jerome Powell, yang dapat menunjukkan seberapa agresif bank sentral AS dalam memangkas suku bunga pada 2025.
The Fed bakal memperlambat pelonggarannya dalam ekonomi yang tampaknya memiliki momentum yang solid dan inflasi yang kuat, dan karena pemerintahan Trump yang akan datang diprediksi memberlakukan kebijakan untuk merangsang pertumbuhan dan berpotensi memicu kembali lonjakan harga.
"Ini hanya semacam standar bagi 'pre-Fed day market' di mana kita hanya memiliki sedikit ketidakpastian, orang tidak yakin bagaimana memposisikan diri menjelang SEP dan pidato Powell," kata Jason Ware, Chief Investment Officer Albion Financial Group, di Salt Lake City, Utah.
"Semua orang tahu kita mendapatkan 25 bp...apa yang akan dikatakan Powell pada konferensi pers, apa yang akan dikatakan SEP kepada kita, hal-hal tersebut orang tidak begitu yakin sehingga kita memiliki sedikit kegelisahan menjelang itu."
Imbal hasil US Treasury berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian, Selasa, karena investor bersiap untuk "pemotongan hawkish" dari the Fed.
Hampir semua dari 11 sektor utama S&P melemah pada hari itu, dipimpin penurunan 0,9% di sektor industri. Sementara, consumer discretionary adalah satu-satunya yang menghijau, terangkat lonjakan 3,6% saham Tesla setelah Mizuho menaikkan target harganya menjadi USD515. Wedbush juga menaikkan target harganya pada pabrikan kendaraan listrik tersebut menjadi USD515, Senin.
Indeks Volatilitas CBOE , "pengukur ketakutan" Wall Street, melesat di atas 15 untuk pertama kalinya dalam hampir tiga minggu dan ditutup meroket 1,18 poin atau 8,03% menjadi 15,87, tertinggi sejak 21 November, dan Indeks Russell 2000 berkapitalisasi kecil, yang dianggap lebih sensitif terhadap suku bunga yang lebih tinggi, menyusut 27,92 poin atau 1,18% menjadi 2.334,08.
Saham Pfizer melambung 4,7% setelah produsen obat tersebut memperkirakan laba tahun 2025 yang kira-kira sesuai dengan ekspektasi Wall Street.
Volume di bursa Wall Street tercatat 16,17 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,11 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-J&J (1,77%)
-Coca-Cola (1,42%)
-Nike (1,01%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-2,61%)
-Goldman Sachs (-2,00%)
-Salesforce Inc (-1,75%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Pfizer (4,63%)
-Fox Corp A (4,27%)
-Fox Corp B (4,08%)
Saham berkinerja terburuk
-Humana (-10,20%)
-Amentum Holdings LLC (-9,59%)
-CVS Health Corp (-5,54%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-22nd Century (10.304,76%)
-Nucleus (754,68%)
-Portage Biotech Inc (182,50%)
Saham berkinerja terburuk
-Vaccinex (-62,10%)
-Tenaya Therapeutics (-51,04%)
-Insight Acquisition (-45,45%)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM