Ipotnews - Indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Jumat (24/1) akhir pekan ini. Pelemahan ini terjadi karena investor mengambil langkah mundur untuk mencerna berbagai data ekonomi dan laporan laba yang beragam, sambil bersiap untuk pekan yang penuh dengan rilis data ekonomi dan pertemuan Federal Reserve.
Sektor teknologi menjadi hambatan terbesar di pasar, dengan saham megacap seperti Nvidia membalikkan reli tajam yang terjadi di awal pekan.
Data pasar perumahan menunjukkan hasil lebih kuat dari perkiraan. Sementara survei S&P Global mengungkapkan bahwa aktivitas bisnis melambat ke level terendah sembilan bulan pada bulan Januari karena kenaikan harga. Namun, laporan juga menunjukkan peningkatan perekrutan, yang mendukung pendekatan hati-hati Federal Reserve terhadap kebijakan moneter pada tahun ini.
Perkiraan akhir Universitas Michigan menunjukkan sentimen konsumen turun menjadi 71,1 dari sebelumnya 73,2. Di akhir minggu yang relatif tenang dari segi data, para pedagang memperkirakan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuannya tanggal 28-29 Januari, dengan kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni, menurut data dari alat FedWatch milik CME Group.
"Ini benar-benar bermuara pada beberapa berita ekonomi dan laporan laba yang beragam," kata Scott Helfstein, kepala strategi investasi di perusahaan ETF Global X. Investor kini bersiap untuk rilis data inflasi dan pertumbuhan ekonomi utama pekan depan serta pertemuan Fed, sambil menunggu pembaruan kebijakan dari pemerintahan Trump.
"Ada antisipasi besar terhadap berita pekan depan. Selain itu, ketidakpastian kebijakan dari pemerintahan baru kemungkinan akan terus berlanjut selama beberapa minggu ke depan," tambahnya.
Investor juga khawatir bahwa tarif yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump dapat memperburuk tekanan inflasi dan menunda penurunan suku bunga Fed. Trump menyebutkan bahwa tarif untuk Meksiko, Kanada, Tiongkok, dan Uni Eropa dapat diumumkan pada tanggal 1 Februari, tetapi beberapa analis memperkirakan pengumuman utama baru akan terjadi pada 1 April.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 140,82 poin atau 0,32% menjadi 44.424. S&P 500 melemah 17,47 poin atau 0,29% menjadi 6.101. Dan Nasdaq Composite turun 99,38 poin, atau 0,50%, menjadi 19.954.
Secara mingguan, indeks-indeks utama tetap naik. S&P 500 mencatat kenaikan sebesar 1,74%, Nasdaq naik 1,65%, dan Dow Jones naik 2,15%. Enam dari 11 sektor industri S&P 500 mencatat kenaikan, dipimpin oleh layanan komunikasi yang naik 1,09%, diikuti oleh sektor utilitas dengan kenaikan sebesar 1,07%.
Saham utilitas seperti NextEra Energy Inc mencatat kenaikan terbesar, naik sekitar 5,2% dan menjadi pendorong utama S&P 500 pada hari itu. Indeks S&P 500 juga mencapai rekor penutupan tertinggi untuk pertama kalinya sejak awal Desember, setelah Trump menyerukan penurunan pajak, harga minyak, dan suku bunga dalam penampilannya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Pada hari Rabu, pasar mendapat dorongan dari reli tajam di sektor teknologi. Namun, pada hari Jumat, sektor teknologi menjadi sektor dengan performa terlemah, dengan saham Texas Instruments turun 7,2% setelah memperkirakan laba kuartal pertama di bawah estimasi akibat penumpukan inventaris di pasar otomotif dan industri. Saham Nvidia melemah 3,1%, sementara Microsoft turun 0,6% dan Tesla turun 1,4%.
Di sektor lain, American Express melaporkan lonjakan laba kuartal keempat sebesar 12%, tetapi sahamnya turun 1,4%, memberikan tekanan pada indeks Dow. Saham Boeing juga turun 1,4% setelah perusahaan memperingatkan kerugian kuartal keempat sebesar $4 miliar. Sebaliknya, saham Verizon naik 0,9% setelah melaporkan penambahan pelanggan triwulanan yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Di NYSE , jumlah saham yang naik lebih banyak dibandingkan yang turun dengan rasio 1,45 banding 1. Terdapat 249 tertinggi baru dan 32 terendah baru di bursa tersebut. Di Nasdaq, saham yang naik mengungguli yang turun dengan rasio 1,05 banding 1, mencatat 79 tertinggi baru dan 64 terendah baru.
Di bursa saham AS, volume perdagangan mencapai 14,02 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 14,90 miliar untuk 20 sesi terakhir.
(reutes)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM