Harga Emas Melesat Lampaui US$ 2.600, Kembali Ukir Rekor Tertinggi
Saturday, September 21, 2024       09:29 WIB

NEW YORK , investor.id - Harga emas melesat melampaui level US$ 2.600 per ons untuk pertama kalinya pada Jumat (20/9/2024), dan kembali mengukir rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Hal itu didorong oleh spekulasi adanya pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut, serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Harga emas spot melonjak 1,37% menjadi US$ 2.622,2 per ons, dan sempat mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.625. Sementara kontrak berjangka emas AS melejit 1,2% ke US$ 2.646,3.
Dikutip dari CNBC internasional, kenaikan terbaru harga emas ini dipicu oleh langkah agresif The Fed yang memulai siklus pelonggaran kebijakan moneter pada Rabu (18/9/2024). Dengan pemangkasan suku bunga sebesar 0,5% atau 50 basis poin (bps). Langkah ini meningkatkan daya tarik emas, yang dikenal sebagai aset aman tanpa imbal hasil bunga.
Sepanjang 2024, harga emas telah naik 26%, merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 2010. Para investor memilih emas sebagai aset perlindungan di tengah ketidakpastian yang dipicu oleh konflik berkepanjangan di Timur Tengah dan wilayah lainnya.
Namun, para analis memperingatkan kemungkinan adanya koreksi harga dalam waktu dekat.
"Masih ada aktivitas pembelian yang terkait dengan keputusan The Fed untuk memulai siklus pelonggaran dengan pemangkasan besar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Ghali menambahkan, sumber dari aktivitas pembelian ini masih belum jelas, mengingat aliran dana ke ETF (exchange traded fund) relatif kecil, sementara pembeli di Asia masih enggan berbelanja, yang menunjukkan adanya 'posisi yang ekstrem'.
Reli Harga Emas
Reli harga emas ini telah mengurangi permintaan ritel di dua pasar konsumen terbesar, yaitu China dan India.
"Reli ini tidak akan berlangsung selamanya," tulis Commerzbank dalam sebuah catatan, merujuk pada ekspektasi pemangkasan suku bunga hanya sebesar 25 basis poin di dua pertemuan The Fed berikutnya.
Meski demikian, beberapa analis percaya harga emas masih bisa mengalami kenaikan lebih lanjut.
"Risiko geopolitik, seperti konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Ukraina, dan tempat lain, akan terus mendukung permintaan emas sebagai aset aman," kata Fawad Razaqzada, analis dari Forex.com.
Para analis menilai, pelemahan dolar AS yang terus berlanjut, sehingga membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, juga memberikan dorongan tambahan.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu perak juga melesat 1,2% menjadi US$ 31,16. Sedangkan platinum jatuh 1,1% menjadi US$ 974,76, dan palladium merosot 1,7% ke US$ 1.062,25.

Sumber : investor.id

powered by: IPOTNEWS.COM