NEW YORK , investor.id - Harga emas naik hingga menembus US$ 2.700 per ons dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) lagi pada Jumat (18/10/2024). Hal itu berkat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, ketidakpastian terkait Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS), dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot melonjak 1% menjadi US$ 2.720,05 per ons pada pukul 18:58 GMT, setelah mencatatkan rekor tertinggi di level US$ 2.722. Dengan demikian, harga emas telah mencatat kenaikan sebesar 2,4% sepanjang pekan ini. Sedangkan kontrak berjangka emas AS juga ditutup melesat 0,8% menjadi US$ 2.730 per ons.
"Seiring meningkatnya konflik, terutama setelah pengumuman Hizbullah untuk meningkatkan perang dengan Israel, investor beralih ke emas sebagai aset aman," ujar Alexander Zumpfe, pedagang logam mulia di Heraeus Metals Jerman.
Janji dari Israel, Hamas, dan Hizbullah untuk terus bertempur di Gaza dan Lebanon telah memupus harapan bahwa kematian seorang pemimpin militan Palestina akan mempercepat akhir konflik yang semakin memanas di Timur Tengah.
Ketegangan geopolitik yang terus meningkat mendorong para investor untuk mencari aset aman seperti emas, yang didorong oleh ketakutan terhadap risiko dan kekhawatiran tentang ketidakstabilan pasar global.
"Selain itu, kekhawatiran tentang pemilu presiden AS serta ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar juga memperkuat reli harga emas," tambah Zumpfe.
Naik Lebih dari 30%
Menurut data LSEG , harga emas telah memecahkan rekor beberapa kali, dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh bank sentral serta ketidakpastian geopolitik yang telah meningkatkan harga lebih dari 30%, menjadikannya tahun dengan pertumbuhan terbaik sejak 1979.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas, yang tidak memberikan bunga tetapi dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman.
Sumber Reuters melaporkan bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan memangkas suku bunga lagi pada Desember, kecuali data ekonomi menunjukkan sebaliknya. Traders juga memperkirakan peluang 92% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada November, menurut CME FedWatch Tool.
Kepala riset komoditas global di Citi Max Layton memperkirakan harga emas dapat mencapai US$ 3.000 per ons dalam 6-12 bulan mendatang, mengingat ketidakpastian ekonomi yang tinggi di AS dan Eropa, yang meningkatkan permintaan terhadap ETF emas dan investasi lainnya.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu perak spot juga naik 6% menjadi US$ 33,58 per ons. Platina melejit 2,4% menjadi US$1.016,25, sementara palladium meningkat 4% menjadi US$ 1.083,25.
Sumber : investor.id
powered by: IPOTNEWS.COM