Di Era Pandemi, Manulife Rekomendasikan Instrumen Reksa Dana Pasar Uang
Sunday, September 27, 2020       18:38 WIB

Ipotnews - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia () menilai bahwa pada era pandemi Covid-19 ini lebih tepat berinvestasi secara jangka pendek di instrumen reksa dana pasar uang ( RDPU ), ketimbang menempatkan modal di produk emas yang memiliki risiko fluktuasi tinggi dan tidak mengenal prinsip diversifikasi.
Rekomendasi tersebut disampaikan oleh Head of Investment Specialist Manulife Investment Management, Freddy Tedja dalam acara FestiFund 2020 yang diselenggarakan PT Indo Premier Sekuritas ( IPOT ) di Jakarta, Minggu (27/9).
Menurutnya, keputusan untuk berinvestasi pada kondisi pandemi Covid-19 harus lebih banyak mempertimbangkan risiko dan imbal hasil dari instrumen investasi. "Pada masa normal saja, banyak yang seharusnya dipertimbangkan dalam berinvestasi yang menguntungkan," imbuhnya.
Freddy berpendapat, di era pandemi keputusan berinvestasi seharusnya lebih mengedepankan faktor yang terkait likuiditas dan pertumbuhan. "Faktor utama dalam berinvestasi di era pandemi adalah produk yang likuid dan tetap memiliki pertumbuhan dan fluktuasi yang rendah," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Freddy, berinvestasi di instrumen RDPU menjadi lebih baik ketimbang menempatkan modal di produk emas. "Saat ini yang paling penting, berinvestasi bukan hanya melihat pada pertumbuhan saja, tetapi harus likuid, bukan seperti emas yang mungkin harganya turun saat dijual. Jadi, reksa dana pasar uang yang dapat menjadi pilihan di era pandemi," kata Freddy.
Dia menjelaskan, pada dasarnya ada tiga hal utama yang menjadi pertimbangan dalam berinvestasi, yakni ketersediaan dana yang cukup, pengetahuan dan waktu. "Pada reksa dana pasar uang bisa dimulai dari Rp100 ribu untuk berinvestasi, sedangkan di emas bisa Rp1 juta per gram," ujarnya.
Berinvestasi di RDPU juga tidak membutuhkan pengetahuan mendalam tentang pengambilan keputusan dan tidak perlu meluangkan waktu untuk memonitor produk investasi, karena dana investasi akan dikelola oleh Manajer Investasi. Selain itu, RDPU memilik prinsip diversifikasi ke banyak produk deposito maupun obligasi jangka pendek.
Freddy mengakui, sejauh ini investasi pada emas memang memiliki literasi yang tinggi, karena para orang tua zaman dulu kerap menyarankan berinvestasi di instrumen emas. "Ternyata, emas tidak selalu menguntungkan dan bisa juga bertahun-tahun memiliki harga yang stabil, sehingga emas itu seperti dititipkan saja di kita," papar Freddy.
Sementara itu, banyak kalangan yang memiliki persepsi bahwa berinvestasi di pasar modal sangat sulit dimengerti, membutuhkan banyak waktu dan dana. Namun, persepsi itu dinilai keliru, karena investasi di reksa dana merupakan program penempatan dana yang menggabungkan modal dari banyak investor dan selanjutnya diinvestasikan pada beragam instrumen yang dikelola secara profesional oleh MI.
Sehingga, menurut Freddy, berinvestasi di RDPU menjadi pilihan yang tepat pada kondisi ekonomi yang masih dibayangi ketidakpastian, ketimbang harus menempatkan dana pada instrumen emas yang memiliki risiko fluktuasi tinggi. "Investasi di reksa dana terbilang fleksibel, likuid, terdaftar dan diawasi OJK, serta hasil investasi tidak dipotong pajak," katanya.
Tentang keuntungan berinvestasi di RDPU , Freddy mencontohkan, pada produk Reksa Dana Manulife Dana Kas II mampu mencatatkan pertumbuhan kumulatif dalam sepuluh tahun terakhir mencapai 65,83 persen. Sedangkan pada emas hanya 39,23 persen. Untuk rata-rata pertumbuhan per tahun dalam sepuluh tahun terakhir ( CAGR ), Reksa Dana Manulife Dana Kas II bertumbuh 5,19 persen, sedangkan emas cuma bertumbuh 3,29 persen. (Budi)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM