Pasar Tenaga Kerja Amerika Melambat, Greenback Terjerembab
Friday, May 10, 2024       04:07 WIB

Ipotnews - Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang, Kamis, setelah data ekonomi menunjukkan lebih banyak tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja Amerika Serikat, sementara poundsterling rebound dari posisi terendah sebelumnya setelah Bank of England membuka kemungkinan penurunan suku bunga.
Klaim awal mingguan untuk tunjangan pengangguran AS meningkat 22.000 menjadi 231.000 yang disesuaikan secara musiman, tingkat tertinggi sejak akhir Agustus lalu, dan di atas perkiraan ekonom dalam jajak pendapat  Reuters  sebesar 215.000.
Data tersebut mengikuti laporan penggajian Amerika yang lebih lemah dari ekspektasi, pekan lalu, dan data lain yang menunjukkan lowongan pekerjaan turun ke level terendah dalam tiga tahun sepanjang Maret, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (9/5) atau Jumat (10/5) pagi WIB.
Pelaku pasar memandang melemahnya pasar tenaga kerja sebagai tanda bahwa konsumen akan mulai memperlambat pengeluaran dan pada gilirannya membantu meredakan inflasi. Data minggu depan akan mencakup pembacaan indeks harga konsumen (CPI), indeks harga produsen (PPI) dan penjualan ritel.
"Kita langsung mendapat reaksi spontan dalam imbal hasil dan dolar lebih rendah pagi ini setelah angka klaim pengangguran berada di atas ekspektasi," kata Karl Schamotta, analis Corpay di Toronto.
Schamotta mengatakan ada beberapa distorsi musiman dalam laporan klaim tersebut yang mungkin menyebabkan angka yang lebih tinggi, namun menambahkan bahwa data ekonomi baru-baru ini "menunjukkan kita sedang melihat perlambatan di negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu, dan jika kita memang melihat adanya perlambatan yang berurutan pada indeks harga konsumen/produsen AS pekan depan serta angka penjualan ritel, hal tersebut dapat mengganggu perdagangan eksepsionalisme AS yang mendominasi pasar dalam waktu cukup lama."
Greenback memperlihatkan sedikit reaksi terhadap komentar Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daly, yang mengatakan dia masih melihat pasar tenaga kerja yang "sangat sehat" dan inflasi yang masih terlalu tinggi.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,22% menjadi 105,28, dan euro menguat 0,28% jadi USD1,0775.
Sterling melesat setelah merespons data Amerika tersebut, dan terakhir naik 0,18% menjadi USD1,2518. Pound jatuh serendahnya ke posisi USD1,2446, level terlemah sejak 24 April, setelah Bank of England (BoE) membuka jalan bagi penurunan suku bunga.
Komite Kebijakan Moneter BoE memberikan suara 7-2 untuk mempertahankan suku bunga kebijakan utama bank sentral pada tingkat tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5,25%, dengan Deputi Gubernur Dave Ramsden bergabung dengan Swati Dhingra dalam pemungutan suara untuk penurunan suku bunga menjadi 5%. Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan ada kemungkinan bank sentral perlu menurunkan suku bunga lebih dari perkiraan investor.
Terhadap yen, dolar naik tipis 0,03% menjadi 155,52 karena opini hawkish dari anggota Bank of Japan membantu memperlambat penurunan yen. Dolar perlahan pulih terhadap mata uang Jepang itu setelah anjlok 3,4% pekan lalu, persentase penurunan mingguan terbesar sejak awal Desember 2022.
Yen sebelumnya menguat menjadi 155,15 per dolar, setelah ringkasan pendapat BOJ menunjukkan anggota dewan sangat hawkish pada pertemuan kebijakan April, dengan banyak yang menyebutkan perlunya kenaikan suku bunga yang stabil.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan bank sentral akan mencermati penurunan yen baru-baru ini dalam memandu kebijakan moneter.
Pelaku pasar menduga Tokyo menghabiskan sekitar USD60 miliar, pekan lalu, untuk menghentikan depresiasi yen setelah mencapai level terlemahnya dalam 34 tahun terhadap dolar di kisaran 160 yen.
Dalam sebuah catatan, Kamis, Kepala Penelitian FX Deutsche Bank, George Saravelos, menegaskan kembali bahwa "selama BOJ tidak melihat urgensi untuk menormalisasi kebijakan dengan cepat, latar belakang fundamental untuk yen tidak akan berubah." (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru