Ipotnews - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 diprediksi lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya.
Dampak dari kenaikan BI rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada Rabu (24/4) diperkirakan tidak terlalu besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Proyeksi ini juga didukung oleh faktor musiman bertepatan dengan bulan Ramadan.
"Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan terus mengalami akselerasi. Sampai dengan bulan Maret 2024, kredit tumbuh mencapai 12,4% YoY, tertinggi dalam 65 bulan terakhir," kata Ekonom Senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4).
Rully melihat kondisi ekonomi di dalam negeri sampai dengan Q1 2024 masih menunjukkan kondisi yang baik dengan keseimbangan eksternal yang tetap terjaga, di tengah meningkatnya volatilitas pasar finansial. Hal ini antara lain tercermin dari surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Maret yang jauh di atas ekspektasi sebesar USD4,5miliar.
"Lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar USD1,2miliar," ujar Rully.
Sejak awal tahun BI terus melakukan kebijakan stabilisasi yang menyebabkan cadangan devisa tergerus sebesar USD6,0miliar sepanjang bulan Januari - Maret. Tekanan terhadap rupiah meningkat di bulan April, dimana pertama kalinya rupiah menembus level Rp16.000 per dolar AS sejak April 2020, yaitu pada saat awal pandemi Covid-19.
"Dengan demikian kami memperkirakan cadangan devisa di bulan April ini kembali turun signifikan," pungkas Rully.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM
